Angkat Beras Hitam dan Merah, Peta Nusa Sejahterakan Petani

Beras hitam dan beras merah.

Bogor, AF – Upaya memberdayakan petani dan nelayan tak pernah berhenti dari komitmen Perkumpulan Petani dan Nelayan Nusantara (Peta Nusa) sejak dideklarasikan pada awal Juli 2017 lalu. Berbagai potensi petani yang selama ini tidak dilirik, secara perlahan difasilitasi Peta Nusa. Salah satunya membangun sinergi dengan Gabungan Tani Organik Sawangan (Gatos), Magelang, Jawa Tengah.

Menurut Petrus Budiharto selaku Ketua Bidang Pendampingan dan Pemberdayaan Petani, Peta Nusa,
produksi gabungan tani organik sawangan (Gatos) tersebar pada lahan sekitar 100 hektare (ha) dengan melibatkan 200 petani. Saat ini dari lahan tersebut, petani sudah memproduksi beras merah, beras hitam dan beras mentik wangi susu.

Dia menegaskan, sinergi yang dibangun dengan petani tersebut sebagai perintis untuk lebih memberdayakan petani dengan potensi yang dimiliki petani. “Potensi yang ada pada tingkat petani masih sangat banyak untuk dikembangkan dan dibangun sinergi,” tegasnya.

Dikatakan, Peta Nusa memfasilitasi pembelian dari petani dengan harga Rp 15.000 per kilogram (kg) dengan estimasi produksi 6 ton gabah kering panen (GKP) atau setara 3 ton beras. Dengan komposisi tersebut maka petani masih untuk 45 juta/ha. Demikian halnya dengan beras hitam dibeli dari petani 20.000/kg sehingga petani dapat 60 juta/ha dengan rata rata produksi 3 ton beras hitam.

Ketua Umum Peta Nusa Bejo Rudiantoro menjelaskan kemitraan dengan petani Gatos ini merupakan salah satu rintisan dari Peta Nusa yang akan dikembangkan lebih luas ke semua jaringan petani. Pola yang dikembangkan saat ini adalah Peta Nusa mencarikan akses pasar baik lewat komunitas maupun dijual di pasar modern.
“Jadi keuntungan yang lebih besar bisa diperoleh petani yang selama ini banyak diambil pihak perantara. Peta Nusa hadir untuk lebih memberdayakan petani,” ujarnya.

Petrus menambahkan bahwa komitmen Peta Nusa ini juga sejalan dengan upaya melestarikan kekayaan plasma nutfah beras lokal seperti beras merah, beras hitam, beras menthik wangi susu, dan beras molok. “Plasma nutfah asli Indonesia perlahan mulai tersingkir dan punah. Selain misi pemberdayaan petani, Peta Nusa juga terus menggali potensi lokal Indonesia. Konsumen Indonesia terkadang lebih menghargai petani asing, daripada memberdayakan petani sendiri dengan plasma nutfah milik bangsa sendiri,” tegas Petrus.

Selain meningkatkan pendapatan petani dan melestarikan plasma nutfah lokal, ternyata konsumsi beras hitam dan merah mempunyai dampak kesehatan yang lebih bagus. Informasi yang diperoleh Agrifood menyebutkan beras hitam ini sebenarnya adalah genetik plasma nutfah Indonesia yang nyaris punah. Ironisnya, penggunaan beras hitam telah populer di negara-negara Barat seperti Amerika Serikat dan Eropa sejak tahun 1990-an.

Secara umum, manfaat bagi kesehatan dari beras hitam sudah banyak diulas sejumlah pakar kesehatan yang juga dibenarkan oleh beberapa literatur. Keunggulan-keunggulan dari beras adalah sebagai antioksidan yang efektif, pewarna alami pada makanan, pelindung bagi kesehatan jantung, membantu proses detoksifikasi tubuh, dan membangun sistem pencernaan yang sehat. Selain itu, mencegah obesitas (kegemukan), mengatasi diare, bebas dari kandungan gluten, dan menurunkan resiko diabetes. [AF-02]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*