Jakarta, Agrifood.id – PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) berhasil meningkatkan jumlah resi gudang yang diregistrasikan sepanjang semester I-2021. Tercatat 230 resi gudang (RG) telah melakukan registrasi sepanjang paruh pertama tahun ini atau naik 49% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Direktur Utama KBI Fajar Wibhiyadi mengatakan, naiknya pemanfaatan resi gudang sepanjang semester I-2021 ini menunjukkan petani dan pemilik komoditas mulai memahami manfaat instrumen ini. “Sebagai instrumen untuk menjaga stabilitas harga, sudah selayaknya RG menjadi solusi bagi para petani dan pemilik komoditas. Dengan memanfaatkan RG, petani dan pemilik komoditas dapat menjaminkan RG-nya untuk mendapatkan pembiayaan,” kata Fajar dalam keterangan tertulis baru-baru ini.
Baca : Indonesia Belum Serius Kembangkan Pangan Fungsional Lokal
Untuk diketahui, sepanjang semester I-2021, jumlah yang masuk resi gudang sebanyak 10 komoditas. Angka tersebut naik dibanding tahun sebelumnya, yang hanya 6 komoditas. Total volume komoditas yang diresigudangkan mencapai 5.517 ton, atau melesat 44% dibandingkan periode yang sama tahun 2020.
Baca : Sistem Resi Gudang Jamkrindo Masih Terkendala
Terkait pemanfaatan RG, sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 14 Tahun 2021 yang merupakan Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 33 Tahun 2020 tentang Barang dan Persyaratan Barang yang dapat Disimpan dalam Sistem Resi Gudang, komoditas yang dapat masuk sistem resi gudang meliputi beras, gabah, jagung, kopi, kakao, karet, garam, lada, pala, ikan, bawang merah, rotan, kopra, teh, rumput laut, gambir, timah, gula putih kristal, kedelai serta ayam karkas beku.
Baca : Belum Punya Izin Olah Limbah, Gugatan ke Pabrik Susu PT Greenfields Berlanjut
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan mendorong implementasi sistem RG untuk meningkatkan perdagangan komoditas gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. “Skema RG diharapkan dapat membantu petani mendapatkan harga tawar yang lebih baik dan jaminan penyerapan pasar,” kata Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga melalui siaran pers pada bulan Mei lalu.
Jerry mengatakan potensi produksi dan pemasaran komoditas gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota cukup besar sehingga dinilai sangat potensial. Dengan implementasi RG, tidak hanya perdagangan komoditas gambir yang meningkat, tetapi sekaligus ekonomi Kabupaten Lima Puluh Kota. Kementerian Perdagangan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) telah membangun dua gudang SRG di Kabupaten Lima Puluh Kota. Kedua gudang SRG tersebut dapat menampung hasil produk petani gambir sebanyak 3.000 ton.
Baca : Buang Rp 1,2 Miliar Per Bulan, Sukabumi Perlu Industri Pengolahan Singkong
Selain Kabupaten Lima Puluh Kota, produksi gambir juga cukup besar di Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara. Dalam laman Pakpakbharatkab.go.id menyebutkan harga gambir berkisar Rp 40.000 per kilogram (kg) dan pada tahun 2019 sempat mengalami puncaknya hingga Rp.100.000 per kg. Naik dan turun harga tersebut tergantung kebutuhan produksi dari para konsumen.
Selain gambir banyak dikirim ke wilayah Tanah Karo untuk dikonsumsi, belakangan permintaan pasar juga datang dari berbagai kota lain untuk diekspor ke Jepang,India dan Malaysia. Adapun salah satu wilayah produksi terdapat di Desa Lagan Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut, sebagaimana dirintis oleh Sauli Manik sejak tahun 2002 silam. [AF-02] agrifood.id@gmail.com
Agrifood adalah portal media pangan dan seputar industri makanan/minuman. Selain sumber informasi, Agrifood juga melayani berbagai jasa dan aktivitas, seperti konsultasi, event, komunikasi dan promosi produk atau komoditas industri, penguatan brand/merek/citra dan berbagai kerja sama lainnya. Info lebih rinci bisa hubungi 081356564448
Be the first to comment