Bogor, Agrifood.id – Perusahaan asal Australia, PT Springfields, menjajaki penelitian sagu Kepulauan Meranti, Riau, sebagai campuran bahan baku plastik ramah lingkungan. Perusahaan go green itu juga melibatkan ahli dari Universitas Wangeningen Belanda dan Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam penelitiannya.
Simon Peter Field, Direktur Utama PT Springfields menjelaskan pihaknya sedang mengkaji pemanfaatan tepung/pati sagu lanjutan menjadi bahan baku plastik. “Saat ini dunia sedang mencari alternatif bahan baku plastik yang ramah lingkungan dan mudah terurai,” kata Simon saat bertemu dengan Bupati Kepulauan Meranti H Muhammad Adil, Sabtu (5/11/2022) lalu.
Dikatakan, pati sagu dan tapioka menjadi salah bahan baku plastik dan dapat terurai dalam waktu tiga bulan. Springfield sudah melakukan uji coba pembuatan plastik dengan pati ubi dan sagu dari Papua. Dia juga menunjukkan langsung hasil dari uji coba tersebut kepada Bupati Adil. “Kita butuh sagu yang segar dan sehat. Kita lihat nanti bagaimana hasil penelitian dari pati sagu Meranti ini,” jelasnya.
Adil yang menerima kunjungan silaturahmi rombongan Simon Peter itu menyambut baik dan berharap penelitian itu membuahkan hasil dengan masuknya investasi ke Meranti. Pemerintah kabupaten siap membantu dan mempermudah segala pengurusan yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut.
Dia menjelaskan, Kepulauan Meranti mampu memproduksi pati sagu sebanyak 280 ribu ton per tahun dengan kualitas terbaik di Indonesia. Jika penelitian dan kerja sama tersebut berhasil, Springfield akan membutuhkan pati sagu dari Meranti sebanyak 1.000 ton perbulan. “Kita sudah membawa mereka melihat sagu yang ada di Sungaitohor,” jelas Kepala Dinas Perdagangan Kepulauan Meranti Marwan.
Berbeda dengan Meranti, Bupati Sorong Selatan, Papua Barat, Samsudin Anggiluly mempertanyakan pabrik tepung sagu milik Perhutani di daerah tersebut. Pabrik yang dibangun di Distrik Kais, Kabupaten Sorong Selatan, pernah dikunjungi Presiden RI Joko Widodo pada tahun 2016 itu hingga kini belum juga dioperasikan. Saat itu Jokowi mengatakan pabrik tersebut segera beroperasi dan dapat meningkatkan perekonomian warga Kabupaten Sorong Selatan.
Samsudin saat memberikan laporan pada acara Raker Bupati dan Walikota se-Provinsi Papua Barat menjelaskan Sorong Selatan memiliki luas lahan sagu sekitar 750 ribu hektare (ha). Ada dua pabrik tepung sagu di Sorong Selatan yakni milik Perum Pehutani dan PT Austindo Nusantara Jaya (ANJ). Namun, seperti ditulis wartapapua.id, baru PT ANJ yang beroperasi dengan 5000 karyawan, sedangkan Perum Perhutani belum berproduksi hingga saat ini.
Untuk itu, Bupati meminta Pj Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw menyampaikan langsung kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan agar segera menyikapi dan segera mengoperasikan produksi pabrik. Hal itu dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) bagi Sorong Selatan dan penghasilan bagi warga setempat. [AF-04] agrifood.id@gmail.com
Be the first to comment