
Jakarta, AF – PT FKS Multi Agro Tbk (FISH) berencana menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) kisaran US$ 10-15 juta pada 2018 atau lebih tinggi dari rencana alokasi capex tahun ini yang sebesar US$ 14 juta. Perseroan berniat mengambil pinjaman dari perbankan guna mendanai capex tahun depan.
Direktur Utama FKS Multi Agro Lim Aun Seng menyatakan, pada 2017, perseroan menggunakan mayoritas dana capex untuk keperluan ekspansi PT Nusa Prima Logistik, berupa penyelesaian fasilitas terminal curah kering di Teluk lamongan, Surabaya. Adapun dengan mulai beroperasionalnya fasilitas tersebut sejak kuartal III-2017, meski baru sebatas uji coba tapi ia berharap ke depan kontribusinya dapat mengurangi antrian kapal di Tanjung Perak.
“Tahun depan, kami akan kembali mengalokasikan capex untuk bisnis logistik di Jawa Barat. Nanti kapasitasnya mencapai 300 ribu metrik ton. Dalam rencana, pembangunan logistik baru akan perseroan lakukan pada kuartal I-2018,” ujar Lim yang biasa disapa Vincent Lim di Jakarta, pekan lalu.
Dia memaparkan, dana capex tahun depan akan pihaknya penuhi dengan menjajaki pinjaman dari bank. Adapun pada 2016, Nusa Prima Logistik yang merupakan anak usaha FKS Mitra Agro juga meraih fasilitas kredit sebesar US$ 21 juta dari Coorporative Rabobank cabang Hong Kong. Fasilitas tersebut untuk membangun sistem operasional gudang di Terminal Teluk Lamong.
Direktur FISH Bong Kong Fui menambahkan hingga akhir 2017 ini pengoperasian terminal curah Teluk Lamong masih dalam masa percobaan. Targetnya, total pembongkaran hingga akhir tahun biaa mencapai 1 juta metrik ton. Adapun kecepatan pembongkaran bisa mencapai 20.000-25.000 metrik ton per hari.
Meski penggunaan capex lebih banyak ke lini usaha logistik, Vincent menegaskan pihaknya tetap fokus dengan bisnis penjualan bahan pangan. Pasalnya sejauh ini perseroan mencatat pendapatan masih lebih banyak bersumber dari lini usaha penjualan bahan pangan dan pakan ternak. “Secara porsi kedua lini usaha itu, berkontribusi hingga 45% terhadap pendapatan FKS Mitra Agro,” katanya seperti ditulis ID.
Vincent memaparkan, belakangan ini pertumbuhan perseroan cenderung falt sehingga ke depan emiten ini kemungkinan tidak terlalu ekspansif dalam memasang target. Tahun ini, kinerja FKS Multi Agro terpantau cukup baik karena berhasil membukukan kenaikan pendapatan usaha. Namun ternyata, kenaikan pendapatan tersebut belum dapat mengerek pertumbuhan laba bersih perseroan.
Hingga periode yang berakhir pada 31 September 2017, perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 3,58% dari US$ 658,48 juta menjadi US$ 682,07. Akan tetapi laba bruto perusahaan malah tergerek turun dari US$ 38,9 juta menjadi US$ 26,69 juta. Hal tersebut terjadi lantaran beban pokok pendapatan perseroan mengalami kenaikan dari US$ 619,58 juta menjadi US$ 655,37 juta.
Alhasil, laba bersih perusahaan juga turut menurun sebesar 26,48% dari US$ 15,65 juta pada tahun lalu menjadi US$ 11,5 juta. FKS Multi Agro bergerak sebagai distributor biji-bijian penghasil minyak, pakan protein hewani dan produk lain dari penggilingan biji-bijian untuk industri pakan. Perseroan juga menyediakan biji-bijian dan biji-bijian penghasil minyak untuk prosesor pangan dan sebagai distributor kacang kedelai terbesar di Indonesia. [AF-04]
Be the first to comment