Bogor, Agrifood.id – Permintaan berbagai jenis kue dan makanan menjelang Hari Raya Idul Fitri biasanya meningkat tajam. Hal itu berdampak pada peningkatan penjualan loyang atau alat cetakan kue lainnya. Namun, Lebaran tahun ini rupanya belum mampu mendongkrak penjualan dari para pengrajin aluminium.
Sandria, pengrajin loyang di Desa Gunung Sari, Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat mengakui penjualan yang belum mengalami peningkatan yang berarti. Hal itu sudah terjadi sejak awal pandemi tahun lalu. Penurunan yang drastis dari berbagai produk aluminium itu bisa mencapai 50% dari kondisi normal.
Baca : Kemitraan PT Djuara Aluminium Nusantara dengan Pengrajin Terus Ditingkatkan
Dia berharap momentum Lebaran ini bisa mendongkrak permintaan loyang dan sejenisnya. Namun hingga beberapa hari menjelang Idul Fitri, belum ada perubahan berarti.
“Biasanya selama Ramadhan dan menjelang Lebaran itu permintaan berbagai alat cetakan kue dan loyang itu meningkat tajam,” kata Sandria yang sudah tujuh tahun memproduksi loyang dan aneka produk aluminium.
Sandria yang biasa disapa Aleks ini menjelaskan dalam kondisi normal biasanya mengirim 500 set loyang setiap dua minggu. Jumah itu bisa meningkat 50 persen ketika menjelang Lebaran karena banyak permintaan dari Jawa Tengah, Jawa Timur hingga Bali. “Ini malah sejak pandemi, produksi tidak lebih dari 250 set loyang per minggu. Jadi turun jauh dan belum ada peningkatan sama sekali. Hal yang sama juga terjadi pada produk lainnya seperti roaster (alat panggang), cetakan kue, cetakan lontong dan berbagai aneka alat dari aluminium,” jelasnya.
Sementara itu, Koperasi Dia Artha Rahardja (Kopdar) yang sudah berpengalaman dalam mendampingi berbagai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tengah mencari terobosan pemberdayaan para pengrajin aluminium tersebut.
Beni Seman, Sektretaris Kopdar, Selasa (4/5/2021), mengatakan dalam kondisi krisis atau tidak normal seperti saat ini, kehadiran koperasi bisa memperkuat UMKM agar bertahan. Pengrajin loyang dan berbagai jenis peralatan masak lainnya merupakan UMKM yang patut diselamatkan. “Kami sedang menjajaki penguatan kemitraan dengan para pengrajin loyang di kawasan Citeureup, Bogor. Selama ini sudah terbangun komunikasi dan ada beberapa program sebagai tindak lanjut kolaborasi,” ujar Beni yang banyak berkecimpung dalam pemberdayaan UMKM.
Dia mengatakan, produksi dari para pengrajin bisa ditingkatkan dengan memperluas pasar domestik atau yang belum digarap serius. Hal itu bisa dilakukan dengan pendampingan rutin dalam pemasaran, distribusi, promosi, peningkatan kualitas atau terobosan lainnya. Belum lama ini, Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) sebagai bagian dari Astra Grup berkolaborasi dengan pelaku UMKM di Tarikolot, Citeureup, Bogor, dalam melakukan diversifikasi produk untuk menarik konsumen. Kawasan Tarikolot juga merupakan salah satu sentra UMKM yang memproduksi produk turunan aluminium dan sejenisnya. [AF-04]
Agrifood adalah portal media pangan dan seputar industri makanan/minuman. Selain sumber informasi, Agrifood juga melayani berbagai jasa dan aktivitas, seperti komunikasi dan promosi produk atau komoditas untuk pengembangan industri, penguatan brand/merek/citra dan berbagai kerja sama lainnya. Info lebih rinci bisa hubungi agrifood.id@gmail.com
Be the first to comment