Bogor, AF – Bogor memiliki sejumlah daya tarik dan keunikan sehingga membuat warganya dan para wisatawan betah di Kota Hujan tersebut. Berbagai keunikan tersebut mulai dari tempat wisata alam, wisata sejarah, pusat pendidikan dan penelitian pertanian, hingga keragaman kuliner. Kondisi ini mendorong berbagai kalangan untuk mengembangkan potensi Bogor yang khas. Salah satunya adalah kacang bogor.
Kacang bogor biasanya banyak dijual di sejumlah pasar dalam bentuk mentah dan masih berkulit atau juga sudah dikupas. Beberapa pedagang cemilan, biasanya menjual kacang yang sudah direbus dengan gerobak keliling atau di sejumlah ruas jalan yang ramai.
“Kami menjualnya tidak pasti karena sangat tergantung dari panen petani. Kacang yang masih berkulit ini dibeli lalu ada yang langsung direbus atau dijual lagi setelah dikupas kulitnya,” ujar Yayat, salah satu pedagang di Pasar Induk Kemang, Bogor, Jawa Barat.
Sayangnya, tidak banyak petani yang membudidayakan kacang bogor ini. Demikian juga penelitian terkait kacang yang memiliki nama Latin vigna suterranea ini masih minim. Jika dibandingkan dengan komoditas lainnya, kacang bogor ini pun masih minim diolah. Ada beberapa pihak yang sudah mulai menjual olahan dalam bentuk kacng goreng tetapi belum dikembangkan dengan serius.
Potensi pengembangan kacang bogor ini kemudian mulai diseriusi oleh Lidya Susanti, Maya Arini, dan Aliyatul Ropiah. Ketiganya mengembangkan kacang Kabogoh yakni kacang bogor yang digoreng dengan sejumlah varian rasa. Usaha yang masih berskala kecil tersebut didorong oleh minimnya olahan dari kacang bogor.
“Kami melihat potensi kacang bogor ini masih besar jika bisa diolah dengan baik. Setidaknya ada juga oleh-oleh khas bogor dari kacang-kacangan,” kata Lidya yang juga jebolan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini.
Sejak dirintis pada akhir 2016 lalu, kacang Kabogoh sudah menembus sejumlah kalangan konsumen di dalam dan luar negeri. Sejauh ini, produksi Kabogoh masih terbatas, tetapi terus meningkat seiring dengan trend permintaan pasar.
Lidya dan Maya menjelaskan harga eceran untuk satu toples ukuran 120 gram adalah Rp 25.000. Sedangkan untuk paket bingkisan berisi 6 toples dijual dengan harga Rp 120.000. Dalam 6 toples itu ada varian rasa orijinal 2 toples dan masing-masing 1 toples untuk rasa barbeque, pedas, coklat, serta green tea.
Maya menambahkan, salah satu tantangan dalam mengembangkan kacang Kabogoh adalah minimnya bahan baku kacang bogor. “Tidak mudah mendapatkan pasokan kacang bogor secara rutin. Apalagi saat selama Ramadhan dan menjelang Lebaran ini permintaan kacang bogor meningkat sehingga harganya pun naik. [AF-02]
Be the first to comment