Kelola Mina Laut Segera IPO, BEI Dorong Lepas 40% Saham

Mohammad Nadjikh

Jakarta, AF – PT Kelola Mina Laut (KML) berencana melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham pada semester I-2018 untuk membiayai ekspansi perusahaan. Adapun Bursa Efek Indonesia (BEI) mendorong perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan ekspor makanan laut tersebut, untuk melepas 40% kepemilikan saham ke publik.

“Saya encourage mereka (lepas) 40% go public supaya dapat fasilitas 5% keringanan pajak. Kami akan support,” kata Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Jakarta, Rabu (10/1).

Sesuai kebijakan perpajakan, wajib pajak badan dalam negeri dapat memperoleh fasilitas berupa penurunan tarif pajak penghasilan (PPh) sebesar 5% dari tarif normal menjadi 20%.

Salah satu persyaratannya, paling sedikit 40% jumlah keseluruhan saham yang disetor dicatat untuk diperdagangkan di BEI dan masuk dalam penitipan kolektif di lembaga penyimpanan dan penyelesaian. Mengenai hal ini, Presiden

Direktur Mina Laut Mohammad Nadjikh mengatakan, pihaknya baru melakukan diskusi awal dengan pihak-pihak yang terkait. “Kami tidak terlalu tahu perkembangan di BEI ini sekarang bagaimana. Saya tadi bincang-bincang, konsultasilah, namanya pendatang baru. Katanya ada pertimbangan pajak, ya kita pertimbangkanlah dengan tim, dievaluasi bagaimana,” terangnya.

Perusahaan tersebut saat ini tengah menjajaki kemungkinan kerja sama dengan perusahaan sekuritas untuk menjadi penjamin emisi efek (underwriter). Setelah itu pihaknya baru akan menyampaikan persentase kepemilikan yang akan dilepas ke publik.

Perusahaan dengan aset Rp 1 triliun tersebut akan menggunakan valuasi dari laporan keuangan Desember 2017. Menurut Tito, perusahaan punya cashflow baik dan telah mencatatkan profit. Saat ini Mina Laut memiliki 25 pabrik di seluruh Indonesia, sedangkan pabrik milik KML Group memiliki 56 pabrik.

Induk perusahaan tersebut membawahi sejumlah bidang usaha, temasuk branding dan distribusi, agrikultur, dan juga peternakan. Porsi penjualannya 85% ekspor dan 15% penjualan domestik. Langkah IPO dinilai Nadjikh akan membantu perusahaan ekspansi dan melakukan tes pasar untuk permodalan di pasar modal.

“Masih kami kaji yang terbaik apa. Untuk mengembalikan utang atau ekspansi yang mana, ‘kan kami pakai skenario lah. Nah skenario ini mana, nilainya berapa, kalau digunakan ekspansi bagaimana, kalau buat utang bagaimana. Jadi kami mau buat beberapa skenario yang terbaik lah. Kami akan konsultasi juga dengan underwriter dan yang lain,” tutur Nadjikh.

Tahun lalu pertumbuhan pendapatan perusahaan mencapai angka 20% dan diharapkan meningkat pada 2018. Mina Laut tengah dalam proses perizinan pembangunan 20 kapal untuk menambah utilitas produksi. Pada akhir 2019 diharapkan perusahaan telah memiliki 35 kapal milik sendiri, dibiayai oleh kas internal dan pembiayaan perbankan.
Selain itu, BEI akan mulai menerapkan digitalisasi registrasi pada IPO Mina Laut. Menurut Tito, pendaftaran lewat sarana online akan memudahkan perusahaan yang berpusat di Surabaya tersebut. [AF-04]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*