
Gorontalo, Agrifood.id – Selain mencantumkan informasi nilai gizi, kemasan makanan yang diproduksi pelaku industri pangan wajib mencantumkan kandungan gula, garam, dan lemak (GGL).
Hal ini diungkapkan Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Fransisca Rungkat Zakaria saat memberikan materi pada Lokalatih Keamanan Pangan untuk Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Gorontalo, di Kota Gorontalo, Selasa (6/8/2019).
Fransisca memaparkan, lokalatih ini merupakan program National Support for Local Investment Climates (NSLIC) atau National Support for Enhancing Local and Regional Economic Development (NSELRED). Kegiatan itu bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Gorontalo dan Nasi Baskom, sebuah usaha kecil yang peduli pada keamanan pangan.
“Tuhan sudah sediakan begitu banyak sumber kehidupan pangan bagi kita, seharusnya orang Indonesia paling sehat. Hanya saja kita seringkali berlebihan dalam mengubah bahan makanan. Kita tambahin gula garam dan lemak yang berlebihan sehingga jadinya pangan kita tidak sehat,” ujar Fransisca yang akrab dipanggil Since ini.
Baca : BPOM Amankan Kemasan Pangan Tidak Memenuhi Syarat
Dalam sejumlah kesempatan, Since selalu menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam mengonsumsi GGL. Hal itu juga mendorong perilaku hidup sehat yang tidak mudah diserang berbagai penyakit.
Seperti ditulis Gopos.id, NSLIC/NSELRED adalah program kerja sama antara Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas dan Pemerintah Kanada melalui Global Affairs Canada (GAC).
“NSLIC memiliki program dalam mengembangkan kapasitas untuk meningkatkan iklim investasi lokal. Serta mengembangkan ekonomi lokal dan daerah dibeberapa kabupaten/kota terpilih di Provinsi Sulawesi Tenggara dan Provinsi Gorontalo,” jelas Fransisca yang juga ikut terlibat pada program NSLIC.
Baca : Tinggalkan Formalin, Produsen Tahu Harus Gunakan ‘Palata’
Selain itu, proyek NSLIC/NSELRED juga mendukung pemerintah pusat dalam mengembangkan berbagai inovasi daerah di Indonesia guna meningkatkan pengembangan ekonomi lokal dan regional. Hal itu sejalan dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Dalam pelatihan di Gorontalo, animo peserta yang mengikuti kegiatan selama dua hari ini sangat tinggi. Selain dari dari Kota Gorontalo, peserta juga berasal dari kabupaten lain seperti Bone Bolango, Gorontalo Utara hingga Torosiaje di Kabupaten Pohuwato. [AF-05]
agrifood.id // agrifood.id@gmail.com
Be the first to comment