Lezatnya Berbagai Kue Olahan dari Butternut Squash alias Labu Mentega

Labu madu yang dipamerkan dalam Bursa Florikultura Indonesia di Bogor, akhir pekan lalu. (Foto: Linkers)

Bogor, AF – Bagi alumni Institut Pertanian Bogor (IPB), terutama yang ikut dalam jejaring WhatsApp Group (WAG) Linkers pasti sudah familiar dengan istilah butternut squash atau buah sejenis labu yang lebih dikenal sebagai labu mentega atau waluh di Indonesia. Hampir setiap pekan, panen dan promosi butternut squash tersebut selalu ada dalam WAG tersebut. Bahkan, beberapa kalangan yang dimotori ‘komandan’ alumni Imam Soeseno, juga terlibat dalam investasi bersama untuk memproduksinya dalam satu musim tanam. Hasil panen dibagi sesuai dengan porsi investasi yang disetor oleh setiap investor. Perlahan-lahan, butternut squash yang dirintis alumni IPB, Atha Astari, mulai dikenal berbagai kalangan.

Atha adalah pelaku usaha kuliner asal Kota Bogor, Jawa Barat ini bersama dengan sejumlah petani dan mahasiswa IPB membudidakan butternut squash. Saat ini ada dua kebun yang dikelolanya, yakni di Cibanteng dan Cimahpar, dengan total sekali produksi bisa mencapai 2 ton. Tidak hanya itu, butternut squash diolahnya menjadi aneka kudapan nikmat dan sehat.

Saat ditemui di Bursa Florikultura Indonesia 2017 di Bogor, Minggu (30/7), Atha menjelaskan baru dua bulan terakhir menjalankan usaha menjual makanan dari bahan baku butternut squash. “Hasilnya lumayan, dalam sehari saya bisa menjual 100 sampai 120 item,” kata Atha.

Labu mentega siap diolah.

Aneka kudapan yang dibuatnya seperti cake butternut squash dish, pai butternut squash, struddle, mouse, puding dan juga selai. Semua berbahan baku butternut squash. Sedikitnya ada 12 varian yang diproduksi Atha, setiap varian juga memiliki rasa berbeda seperti cake butternut squash ada yang rasa original, cokelat, ada juga cake topping keju dan cokelat parut. Harga harga kue yang dijual berkisar antara Rp 35 ribu – Rp 50 ribu untuk yang menggunakan topping.

Awalnya, kata dia, usaha kue dari berbagai butternut squash karena menjamurnya usaha kue di Bogor seperti talas bogor. “Kalau cake talas sudah menjamur dimana-mana, jadi orang-orang mulai bosan. Saya terpikir mengembangkan butternut squash menjadi bahan baku untuk kue,” katanya kepada Antara.

Dari literatur yang dibaca, menurut Atha, butternut squash memiliki keunggulan, kandungan dalam buahnya baik untuk penderita diabetes dan mencegah kanker. Jenis butternut squash yang dikembangkannya ada dua yakni Hanna dan Jacklin, sedangkan jenis Tania kurang cocok sehingga produksinya minim.

Dibandingkan harga super market yang bisa mencapai Rp 120 ribu/biji, butternut squash yang dijual Atha hanya sekitar Rp 50 ribu. Selain memproduksi aneka makanan dari Butternut Squash, Atha juga memasarkan buah butternut squash dengan merk produksi EOS Fruit yang dijual secara online melalui media sosial dan di rumahnya yang berlokasi di Vila Bogor Indah. Bogor. Sukses buat usaha labu menteganya.  [AF-03]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*