Permen Cajuputs Cocok Musim Dingin, Produksi Kayu Putih Digenjot

Contoh kemasan permen Cajuputs.

Bogor, Agrifood.id – Khasiat permen cajuputs (permen rasa kayu putih) semakin menarik minat konsumen. Selain menyehatkan, permen hasil riset dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) ini juga menghangatkan. Tidak heran jika pesanan pun datang dari luar negeri, seperti Jepang, dan Jerman.

“Beberapa kali sudah dipesan khusus untuk dibawa ke Jepang, meskipun dalam jumlah yang masih kecil,” kata Hanny Wijaya yang menciptakan permen tersebut.

Selain ke Jepang, katanya belum lama ini, permen tersebut juga sudah dipesan untuk dikirim ke Jerman dan beberapa negara Eropa Barat lainnya.

Baca : Permen Ini Menyehatkan dan Melegakan Tenggorokan

Menurut Hanny, pesanan yang terbatas itu karena ada beberapa yang alergi pada musim dingin sehingga perlu membawa permen tersebut. Secara umum permen ini mempunyai manfaat yang cukup banyak.
“Bahkan, kalau stok lagi tak ada, pemesan biasanya meminta untuk dibuatkan secara khusus untuk dibawa ke luar negeri. Rasa dan manfaatnya sudah sangat cocok dengan si pemesan,” kata pakar kimia pangan dan juga guru besar IPB ini.

Dikatakan, komoditas kayu putih merupakan salah satu potensi lokal yang masih bisa dikembangkan. Pengembangan tersebut akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan produsen.

Baca : Deteksi Boraks dan Formalin pada Jajanan Anak dengan Bunga Kencana Ungu

Secara terpisah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus mendorong para kelompok tani hutan (KTH) perhutanan sosial untuk pengembangan minyak kayu putih di lahan Perum Perhutani.

Bambang Supriyanto Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) KLHK baru-baru ini mengatakan kerja sama pengembangan minyak kayu putih dengan Perhutani akan dilakukan melalui skema Izin Pemanfaatan Hutan Perhutanan Sosial (IPHPS). “Kami juga akan memberikan pengakuan dan perlindungan kemitraan kehutanan [KULIN KK] antara petani dengan Perum Perhutani,” kata Bambang di Jakarta.

Dia melanjutkan per 30 Juni 2019, pihaknya telah menerbitkan 63 SK IPHPS di Pulau Jawa dengan total luasan mencapai 25.977 hektare (ha). Izin tersebut diberikan kepada kepada 23.113 kepala keluarga (KK).
Dari total izin tersebut, Bambang mengatakan ada 17 KTH yang memiliki potensi komoditi kayu putih, antara lain KTH Kabupaten Boyolali, Pati, Blora, Grobogan, dan Bojonegoro.

10 Tahun Serambi Botani, Permen Cajuputs Bikin Penasaran

Adapun pemanfaatan areal IPHPS berupa pemungutan hasil hutan bukan kayu (HHBK), yaitu hasil hutan hayati baik nabati maupun hewani, serta produk turunan dan budidaya kecuali kayu yang berasal dari hutan.
Salah satu jenis HHBK yang diperbolehkan untuk dimanfaatkan adalah minyak kayu putih. Kebutuhan pasar minyak kayu putih saat ini sekitar 4.500 ton/tahun, namun pasokan dalam negeri baru mencapai 2.500 ton/tahun, bahkan untuk memenuhi kebutuhannya perusahaan mengimpor dari China. [AF-04]

agrifood.id // agrifood.id@gmail.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*