Batam, AF – PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) terus meningkatkan komitmen untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat pesisir dan nelayan di sejumlah daerah. Anak perusahaan PT Pertamina ini bekerja sama dengan Kementerian Perikanan & Kelautan (KKP) melangsungkan kegiatan corporate social responsibility (CSR) bidang lingkungan dan pemberdayaan ekonomi di Pulau Ngenang, Kecamatan Nongsa, Batam, Kepulauan Riau sejak tahun 2013. Setelah memberdayakan sembilan kelompok usaha bersama (KUB) di pulau itu, pada tahun 2017 ini KUB Angsa Laut dan KUB Putra Kenari mendapatkan pendampingan dan bantuan berupa sarana tangkap nelayan, seperti mesin tempel, perahu, jaring, serta bibit mangrove.
Selain itu, ada juga kelompok perempuan pesisir yang mendapatkan bantuan peralatan pengolahan hasil perikanan, mesin pemotong kerupuk, kuali besar, kukusan, talenan, kompor, tabung gas, blender, dan timbangan. Adapun total bantuan CSR sebesar Rp 208.375.000 itu diserahkan Direktur Pemasaran PTK Wedi Kamaludin di Pulau Ngenang, Sabtu (20/10) disaksikan oleh Kasubdit Restorasi, Ditjen Pengelolaan Ruang Laut, KKP, Sapta Putra Ginting; Camat Nongsa Heryanto Joesoef, dan Sekretaris Dinas Perikanan Kota Batam, Alwi AR.
Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penanaman pohon 10.000 bibit mangrove secara simbolis sebagai lanjutan dari penanaman 105.000 tanaman mangrove sejak 2013 lalu. “Jadi aktivitas yang kami lakukan di sini mulai dari hulu hingga hilir. Pemberian bantuan di Pulau Ngenang merupakan bentuk kepedulian PTK kepada masyarakat dengan tujuan menjaga ekosistem dan meningkatkan perekonomian masyarakat,” ujar Wedi.
Kasubdit Restorasi, Ditjen Pengelolaan Ruang Laut, KKP, Sapta Putra Ginting mengatakan penanaman bakau itu patut diapresiasi dan berbagai aktivitas serta bantuan dari PTK ini harus ditindaklanjuti. “Pemanfaatan sumber daya di kawasan Ngenang harus tetap dijaga dan perlu dijaga keberlanjutannya. Ekosistem pessisir dengan mangrove, terumbu karang, lamun harus tetap dirawat karena menjadi rumah bagi ikan yang bisa berkembang biak,” katanya.
Untuk itu, kata dia, setelah evaluasi atas program kerja sama dilakukan maka perlu lebih ditingkatkan lagi sehingga semakin banyak masarakat yang merasakan dampakny. PTK dan Pertamina secara umum diharapkan bisa melanjutkan program-program sejenis dan semakin diperluas di berbagai wilayah di Indonesia.
“Desa pesisir seperti di Pulau Ngenang ini masih banyak membutuhkan sentuhan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan dan warganya. Kami mendampingi sekitar 200 kelompok perempuan di 13 kabupaten/kota juga mengharapkan ada kolaborasi dan tindak lajut dengan berbagai program PT Pertamina Trans Kontinental ini,” kata Sapta.
Sekretaris Dinas Perikanan Kota Batam Alwi AR menjelaskan bahwa sektor perikanan dankelautan sat ini bisa dioptimalkan menjadi tulang punggung keluarga. Bantuan peralatan dan modal untuk meningkatkan skala usaha sangat diperlukan sehingga usaha nelayan dan masyarakat pesisir semakin berkembang. Apalagi, kaum ibu rumah tangga pun ikut mengolah hasil perikanan sehingga meningkatkan nilai tambah.
“Ketika banyak pekerja sektor lain mengalami pemutusan hubungan kerja, para nelayan dan masyarakat yang sudah mandiri tersebut justru bisa bertahan. Untuk itu, perluasan dan peningkatan bantuan dari PTK sangat diperlukan agar semakin banyak masyarakat yang menjadi mandiri,” kata Alwi. [AF-03]
Be the first to comment