Peta Nusa dan HA IPB Cetuskan ‘Gerakan Peduli Petani Bawang’

Peta Nusa mengumpulkan bawang merah dari para petani di Desa Tegalglahah, Bulakamba, Brebes, Jawa Tengah.

Bogor, AF – Anjloknya harga dalam beberapa pekan terakhir membuat miris nasib para petani produsen di sejumlah sentra bawang merah. Selain kerugian akibat hasil panen yang tidak terjual, anjloknya harga tersebut juga dalam jangka panjang bisa mematikan motivasi dan semangat petani untuk konsisten dalam dunia pertanian.

Berangkat dari kekhawatiran itulah, Perkumpulan Petani dan Nelayan Nusantara (Peta Nusa) sejak akhir 2017 mencanangkan Gerakan Peduli Petani Bawang untuk membantu meringankan penderitaan para petani tersebut. “Jaringan petani kami merasakan dampak yang luar biasa karena produksi bawang merah itu menjadi andalan keluarga mereka. Jangan sampai mematikan motivasi petani karena tidak ada keberpihakan kepada mereka,” ujar Uun W Untoro yang juga Wakil Ketua Umum Peta Nusa.

Dikatakan, Gerakan Peduli Petani Bawang tersebut sudah dibahas sejak beberapa pekan lalu dan baru dibuat terbuka pada awal 2018 ini. Awalnya, salah satu petani, Mochammad Misbah menyampaikan keluhan bahwa harga bawang merah jatuh di bawah biaya produksi. “Kami tidak ingin petani yang memasok kebutuhan pangan untuk masyarakat Indonesia justru selalu dalam kondisi yang tidak berdaya dan terus menderita,” ujar Uun yang juga alumni IPB ini.

(Baca: Angkat Beras Hitam dan Merah, Peta Nusa Sejahterakan Petani)

Petrus Budiharto yang juga Ketua Bidang Pemberdayaan dan Pendampingan Peta Nusa pun langsung berkoordinasi dengan para petani untuk mewujudkan Gerakan Peduli Petani Bawang. Dalam dua hari saja, gerakan tersebut mendapatkan respon dari sejumlah kalangan, termasuk para alumni Institut Petani Bogor (IPB) sebagai pihak yang akan menampung dan mendistribusikan bawang dari petani tersebut.

“Dalam dua hari saja, kami berupaya menampung sekitar 2.610 kilogam (kg) bawang merah dari para petani untuk disalurkan ke berbagai pihak dengan dua harga yakni untuk kualitas bagus grade A Rp 20.000/kg dan grade B Rp 18.000/kg. Ini sangat membantu petani karena saat ini harga anjok di bawah Rp 10.000/kg,” ujarnya.

(Baca: Sumiadi, ‘Pahlawan’ Bawang Merah Biji dari Kaki Rinjani)

Informasi yang diperoleh menyebutkan harga bawang merah anjlok hingga 70 persen ke level Rp 4.000 per kilogram. Padahal, biaya produksi berkisar antara Rp 13.000 – Rp 16.000 per kilogram.  Untuk sementara, kata Petrus, bawang merah yang dikumpulkan baru dari petani Kabupaten Brebes, khususnya beberapa desa di Kecamatan Bulakamba dan Kecamatan Jatibarang.

Ternyata, apa yang kami gagas melalui Gerakan Peduli Petani Bawang ini sudah banyak mendapatkan perhatian para pelaku pertanian di Indonesia, mulai dari para petani, konsumen, kementerian pertanian, perguruan tinggi dan para alumninya, asosiasi serta beberapa pihak lainnya.

Seperti diketahui, setelah menjadi viral di sejumlah media sosial dalam dua hari terakhir, Gerakan Peduli Petani Bawang pun membangun sinergi dengan sejumlah alumni IPB. Tindak lanjutnya, pada Kamis (4/1) ini di Bogor, Jawa Barat, akan dilakukan serah terima bawang merah yang dikumpulkan Peta Nusa kepada Himpunan Alumni (HA) Institut Pertanian Bogor (IPB).

Ketua Umum Peta Nusa Bejo Rudiantoro memberi apresiasi yang besar terhadap HA IPB sebagai menjadi salah satu pihak mendukung Gerakan Peduli Petani Bawang tersebut. “Ini baru langkah awal, kami punya sejumlah program sebagaimana visi dan misi Peta Nusa untuk membangun kedaulatan pangan dan kemandirian petani Indonesia. Mohon dukungan dari semua pihak untuk bersama-sama membangun kejayaan pertanian Nusantara,” tegas alumni Fakultas Kehutanan UGM ini. [AF-02]

(Baca : Dari Rajeg, Peta Nusa Dideklarasikan Bersama Petani dan Nelayan)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*