Properti Ritel Food and Beverage Mendominasi Serapan Mal di Jakarta

Ilustrasi restoran (Ist)

Jakarta, Agrifood.id – Peritel makanan dan minuman atau food and beverage (FnB) mendominasi tingkat serapan ruang ritel di Jakarta pada Kuartal III-2022. Selain FnB, jenis ritel lainnya yang masih menguasai serapan mal di ibu kota Indonesia ini adalah fashion.

Jones Lang LaSalle (JLL) INdonesia mencatat, peritel-peritel ini juga mengisi dua mal baru di kota administrasi Jakarta Selatan (Jaksel) sehingga tingkat serapan kuartal ini lebih baik dibanding sebelumnya. Dua mal tersebut adalah Pondok Indah Mall (PIM) 3 di Jalan Kartika Utama, Kebayoran Lama dan Aeon Mall Tanjung Barat di Jalan Raya Tanjung Barat, Jagakarsa.

“Penyerapan pada triwulan ini sebagian besar berasal dari pasokan yang relatif masih baru beroperasi seperti PIM 3 dan Aeon Mall Tanjung Barat,” kata Head of Research JLL Indonesia Yunus Karim pada media briefing, akhir pekan lalu.

Sementara berdasarkan data, tingkat hunian atau okupansi mal di Jakarta pada kuartal III-2022 mencapai 88 persen. Apabila dilihat perkembangan okupansi dari tahun 2012-2022, terlihat terdapat penurunan dari angka 93 persen menjadi stabil di angka 80-88 persen selama pandemi.

Di sisi lain, tidak ada pasokan baru yang hadir pada periode ini. Bahkan tambahan pasokan baru disebut bisa menjadi peluang bagi pada peritel untuk berekspansi. Jika dikomparasikan dengan data dari Leads Property Indonesia, pasokan kumulatif mal di Jakarta hingga Oktober 2022 mencapai 3,48 juta meter persegi atau 348 hektar.

Pada kuartal IV-2022, diprediksi akan ada sekitar 50.000 meter persegi atau 5 hektar pasokan baru. Berdasarkan riset tersebut, sekitar 9.870 meter persegi pasokan baru selama kuartal III-2022 yang didominasi oleh makanan dan minuman.

Secara terpisah, Badan Pangan Nasional (Bapanas) terus mendorong perlunya mengurangi makanan yang hilang dan terbuang (food loss and waste/FLW). Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi pengurangan FLW bisa dilakukan kerjasama antara pengusaha makanan dengan lembaga swadaya masyarakat (Non-Governmental Organization/NGO) atau lainnya yang fokus mengelola makanan berlebih. Hal itu untuk mengatasi daerah yang rentan atau rawan pangan dapat sedikit terbantu dengan memberikan makanan berlebih kepada masyarakat yang membutuhkan.

Dia mencontohkan, Mal Sarinah di Jakarta yang telah memiliki program zero food waste. Makanan berlebih di tenant-tenant termasuk restoran diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan. “Di Jakarta sudah mulai ada Mal Sarinah milik BUMN, itu mal pertama yang mendorong program zero food waste. Sehingga saat makanan berlebih dari tenant termasuk restoran bisa diberikan kepada saudara-saudara kita yang kurang beruntung,” katanya. [AF-04] agrifood.id@gmail.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*