Jakarta – Setelah pengembangan tanaman tebu sejak tahun lalu oleh PT Muria Sumba Manis (MSM), Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) akan merintis lagi tanaman sisal (Agave sisalana). Tanaman penghasil serat itu sudah mulai diujicobakan di kawasan Melolo oleh PT Mergo Agro Abadi (PT MAA).
Direktur PT MAA Handoko pernah mempresentasikan potensi sisal tersebut di Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigasi (Kemendes PDTT) beberapa waktu lalu. Hadir dalam pertemuan itu pimpinan daerah dari Sumba Timur dan beberapa investor.
“Potensi tanaman ini menghasilkan serat dengan kualitas tinggi. Hasil uji coba kami cukup bagus untuk wilayah Sumba, khususnya Sumba Timur,” katanya.
Disebutkan, tanaman sisal asal Brasil ini sebenarnya cocok untuk kawasan kering seperti di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Dari sejumlah sumber menyebutkan, serat dari sisal digunakan untuk tali tambang, tekstil, campuran karpet, kuas, keset, dan saput. Selain itu digunakan pada sikat, tambalan, tenun, atap, kertas, kerajinan, bahan bangunan dan konstruksi, serta pembuatan serat sintetik.
PT MAA sendiri sudah menyatakan siap untuk mengembangkan sisal di Sumba Timur dengan melibatkan masyarakat lokal. Pemerinntah daerah dan DPRD Sumba Timur sangat mendukung agar kemitraan tanaman sisal bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Bupati Sumba Timur Gidion Mbilijora dan Ketua DPRD Sumba Timur Palulu Pabundu Ndima juga sudah beberapa kali mengikuti pertemuan yang difasilitasi Kemendes PDTT dalam merealisasikan perkebunan sisal tersebut.
“Kami sangat mendukung agar segera terealisasi. Ini bisa jadi salah satu sumber untuk meningkatkan pendapatan dari masyarakat yang selama ini sangat terbatas alternatifnya,” ujar Palulu yang juga alumni Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Institut Pertanian Bogor (IPB) ini.
Baca : Dorong Investasi, Pembentukan KEK Sumba Timur Hampir Final
Seperti diketahui, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemnakertrans) pernah menginisiasi pengembangan tanaman Sisal seluas 5.000 hektare (ha) dengan melibatkan 1.000 kepala keluarga transmigran di unit pemukiman Tongo I dan II Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Namun, pengembangan sejak akhir 2011 itu belum membuahkan hasil yang optimal.
Proyek pengembangan sisal oleh PT Pulau Sumbawa Agro itu bekerja sama (joint venture) dengan perusahaan asing dari Tiongkok PT Dongfang Sisal Group Co Ltd. Saat itu diperkirakan, budidaya sisal dan pengolahannya mampu meningkatkan pendapatan sekitar Rp 2 juta per hektare per bulan. [AF-03]
Be the first to comment