Jakarta – PT Garudafood Putra Putri Jaya berencana menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham tahun ini. Perseroan menggunakan laporan keuangan per April 2018 untuk mendukung aksi korporasi tersebut. Perusahaan bernaung di bawah Tudung Group yang didirikan Darmo Putro.
Manajemen GarudaFood juga membenarkan pihaknya punya niatan menggelar IPO tahun ini. “Iya, kami sudah melakukan pendaftaran pertama,” kata Sudhamek Agung yang juga Chairman GarudaFood, beberapa waktu lalu.
Head of Communication Garudafood Dian Astriana mengatakan, pihaknya baru melakukan mini expose ke direksi PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Jadi, dia belum dapat menjelaskan lebih lanjut kepada publik, terutama mengenai jumlah saham yang dilepas dan target dana. “Kami masih harus memproses beberapa hal,” kata dia di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Perusahaan barang konsumsi (consumer goods) tersebut telah menunjuk PT Indo Premier Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek (lead underwriter). Yang jelas, melalui aksi korporasi ini, GarudaFood berniat melepas sekitar 10% saham.
Sekadar mengingatkan, kabar GarudaFood berniat melepas saham di bursa mulai santer terdengar tahun lalu. Beredar kabar, perusahaan barang konsumer ini berharap bisa mengumpulkan dana sebesar US$ 200 juta dari hajatan korporasi tersebut. Dengan asumsi kurs rupiah Rp 14.000 per dollar Amerika Serikat (AS), maka target IPO GarudaFood mencapai Rp 2,8 triliun.
Beberapa waktu lalu, perusahaan investasi CVC Capital juga mengumumkan niatan menanamkan investasi senilai US$ 150 juta di GarudaFood. Bisa jadi, IPO ini akan jadi jalan masuk bagi CVC Capital. Bila IPO GarudaFood terlaksana, hajatan ini berpotensi jadi IPO dengan emisi terbesar tahun ini. Dari 26 emiten baru yang mencatatkan sahamnya tahun ini, cuma ada dua emiten yang mencatat IPO dengan nilai di atas Rp 1 triliun.
Sementara itu, pertengahan Juli lalu, muncul viral makanan camilan yang diduga berbahaya untuk dikonsumsi anak-anak dan ibu hamil. Berita ini menjadi ramai setelah beredarnya unggahan foto-foto di media sosial yang menunjukkan peringatan pada kemasan produk tersebut.
Pada kemasan produk-produk seperti kacang atom, wafer roll, sirup, dan jelly drink tertera peringatan yang berbunyi, “Mengandung pemanis buatan, disarankan tidak dikonsumsi oleh anak dibawah 5 (lima) tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui.”
Foto-foto yang diunggah kembali oleh sebuah akun media sosial itu menuai respons. Banyak yang kemudian menjadi khawatir karena telah mengonsumsi produk-produk tersebut.
Menanggapi isu yang membuat masyarakat cemas, PT Garudafood Putra Putri Jaya selaku produsen produk-produk yang dimaksud mengeluarkan klarifikasi. Dalam surat edarannya, Garudafood menyebutkan bahwa isu yang beredar berpotensi menyesatkan.
“Produk Garudafood aman untuk dikonsumsi karena telah mendapatkan sertifikasi halal dan memenuhi aturan BPOM RI. Diharapkan masyarakat dapat lebih bijak dalam menyikapi berita yang beredar di media sosial,” demikian isi surat klarifikasi tersebut.
Baca : Garuda Food Incar Kenaikan Penjualan 2017 Capai 25%
Selain itu, seperti ditulis viva.co.id, dalam surat tersebut juga disebutkan bahwa seluruh proses produksi hingga pencantuman label keterangan pada kemasan telah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI. Peraturan yang dimaksud Nomor 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan serta Surat Keputusan Kepala BPOM RI Nomor 4 Tahun 2014 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis.
Disebutkan pula bahwa produk Garudafood telah terdaftar di BPOM RI dan mendapatkan Nomor Izin Edar (NIE) yang diawali dengan tulisan BPOM RI MD atau BPOM RI ML yang menyatakan bahwa produk tersebut telah memenuhi persyaratan dan aman untuk dikonsumsi. “Garudafood memiliki sistem penjamin mutu (Quality Assurance System) untuk memastikan produk sesuai dengan regasi yang berlaku,” tutup surat pernyataan tersebut. [AF-04]
Be the first to comment