Jakarta, AF – Peningkatan produksi sapi masih sangat diperlukan di Indonesia untuk mengisi kebutuhan dalam negeri. Inseminasi Buatan (IB) bibit unggul sapi Galiciand Blond (GB) bisa menjadi solusi karena bobot dan kualitas daging sangat bagus.
Pemegang lisensi sapi GB, drh Olan Sebastian, mengatakan IB dengan semen beku (sperma) sapi GB sudah melalui tahap uji coba sejak 2017 lalu. Sapi asal Spanyol tersebut cocok dengan beberapa sapi lokal dan uji akademis dinyatakan bisa dikembangkan di Indonesia. “Tingkat kelayakan hidup cukup tinggi dengan bobot sapi yang cukup bagus. Perkembangan sapi dan kualitas dagingnya pun sangat baik,” ujar dokter hewan jebolan IPB ini.
Dikatakan, IB sapi GB tersebut bisa menjadi salah satu solusi dalam memenuhi kebutuhan sapi dalam negeri. Dengan penambahan input pakan yang teratur serta pemeliharaan sesuai standar maka hasilnya sangat baik. Dibandingkan dengan benih sapi lokal dan pola peternakan lama maka hasil yang diperoleh pun belum optimal.
“Kami mempunyai lisensi dan bisa menyediakan benih unggul GB asal Spanyol. Semua ketentuan juga sudah dipenuhi sebagaimana syarat dari pemerintah,” kata Olan yang juga Direktur Utama PT Caturnawa Mitratani Nusantara (CMN) ini.
Dia menjelaskan pihaknya juga mendorong pendekatan model peternakan komunal sebagaimana konsep sentra peternakan rakyat (SPR). Manajemen yang bagus dan memanfaatkan benih unggul bisa meningkatkan produksi yang berdampak pada kesejahteraan peternak.
Pihaknya, kata Olan, juga sedang mengembangkan pendekatan business development service (BDS) yang mendampingi masyarakat menjadi pemilik usaha pertanian dan peternakan. Hal itu sudah dirintis dalam beberapa program di berbagai wilayah hingga Papua.
Informasi resmi laman Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Kementerian Pertanian, menyebutkan GB merupakan sapi potong Spanyol sebagai rumpun sapi dengan kualitas daging yang bagus dan dapat beradaptasi baik pada iklim tropis seperti Indonesia.
Uji coba pengembangan sapi GB di Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang telah dilakukan sejak tahun 2017. Semen beku GB dari Spanyol diinseminasikan kepada akseptor rumpun PO yang terdapat di BET Cipelang. Pada kurun waktu 2017-2018 dihasilkan sebanyak 8 ekor sapi GB persilangan (generasi pertama), terdiri atas 4 ekor jantan dan 4 ekor betina. Selain di BET Cipelang, uji coba juga sudah dilakukan di Lampung Tengah, Provinsi Lampung, Subang (Jawa Barat) dan sejumlah peternakan swasta seperti PT Widodo Makmur Perkasa.
“Kami sudah melakukan sejumlah uji tersebut dan hasilnya bisa dilanjutkan untuk pengembangan sapi di Indonesia,” ujar Olan.
Dikatakan, uji bersama dengan PT Widodo Makmur Perkasa menunjukkan beberapa hasil yang bagus, seperti persentase karkas sapi hasil silangan GB lebih tinggi dibanding Sapi Bx (Brahman Cross) di angka 59,36% dari bobot hidup. Demikian juga persentase MBR (meat bone ratio) sapi hasil silangan GB lebih tinggi dibanding Bx dengan angka 62,64% dari bobot karkas.
Seperti diketahui, pemerintah Indonesia mengakui saat ini kekurangan sapi dan menjajaki impor dari Afrika Selatan untuk tahap awal sebanyak 50.000 ekor sapi. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang 2022 Indonesia melakukan impor daging sejenis lembu (sapi, kerbau, dan sejenisnya) dengan berat bersih 225,6 ribu ton yang menjadi rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir. Jumlah impor itu setara dengan nilai rekor tertinggi sekitar Rp 12,9 triliun. Jika pengembangan sapi di Indonesia berhasil maka seharusnya tidak perlu lagi impor dalam jumlah besar di tengah ancaman penyakit mulut dan kuku (PMK) dari sejumlah negara. [PR/AF]
Advertorial
IPBCommunication melayani berbagai jasa, seperti komunikasi (government/ community/private), media/public relation, promosi, business intelligent, analisis media hingga crisis management. Didukung dengan tim profesional, berpengalaman luas dalam komunikasi dan pernah berkarir di sejumlah media nasional/internasional. Info lebih rinci bisa hubungi 081356564448 atau agrifood.id@gmail.com.
Be the first to comment