Waspada Krisis, Jokowi Dorong Startup Terjun ke Industri Pangan

Jakarta, Agrifood.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong perusahaan rintisan (startup) untuk masuk ke sektor industri pangan. Hal tersebut didorongnya agar ketahanan pangan tetap terjaga di tengah ancaman krisis yang mengintai dunia.

Menurut Presiden, krisis pangan terus mengancam sebagian besar negara setelah invasi Rusia ke Ukraina di awal tahun kemarin. Lembaga-lembaga internasional melaporkan, sebagian besar negara-negara besar maupun negara berkembang mengalami kesulitan, dan hal ini akan lebih parah ke depan.

“Dunia sekarang ini pada posisi yang tidak gampang, posisinya betul-betul pada posisi yang semua negara sulit. Lembaga-lembaga internasional menyampaikan tahun ini, tahun 2022, sangat sulit. Tahun depan, mereka menyampaikan, akan lebih gelap,” kata Presiden Jokowi dalam sambutannya saat membuka BUMN Startup Day Tahun 2022 di ICE BSD City, Minggu (26/9/2022).

Dikatakan, perang antara Rusia dan Ukraina ini akan berlangsung lama. Artinya, ancaman krisis pangan sudah pasti akan berlangsung lama dan korban jiwa terus berjatuhan, bukan hanya karena perang tapi juga karena kelaparan. “Saat saya bertemu dengan Presiden Putin selama dua setengah jam diskusi, ditambah dengan ketemu dengan Presiden Zelensky satu setengah jam saya berdiskusi, saya menyimpulkan perang tidak akan segera selesai, akan lama,” ujar Presiden.

Menurut dia, hal tersebut dikhawatirkan berakibat pada kesulitan-kesulitan yang lain, krisis pangan, krisis energi, krisis finansial, Covid-19 yang belum pulih. “Akibatnya kita tahu, sekarang ini baru saja saya dapat angka 19.600 orang setiap hari mati kelaparan karena krisis pangan,” tambahnya.
Melihat ancaman di depan mata, Presiden Jokowi kemudian mengajak anak-anak muda yang saat ini menguasai startup untuk membangun industri pangan. Berdasarkan analisis, pertumbuhan startup Indonesia terus meningkat dimana tahun 2022 ini mengalami peningkat jauh dari tahun 2020, yakni delapan kali lipat dan diperkirakan mencapai Rp 632 triliun.

“Untuk Saudara-saudara, saya melihat ini justru ada peluang, ada opportunity yang bisa dilakukan karena ekonomi digital kita tumbuh pesat dan tertinggi di Asia Tenggara. Melompat delapan kali lipat dari 2020 kira-kira Rp 632 triliun, melompat menjadi Rp 4.531 triliun nanti di 2030,” ucapnya.

Dengan peningkatan ini, Jokowi memastikan akan menjadi peluang besar dan juga menjadi kesempatan buat pengusaha-pengusaha muda yang sangat paham dunia digital. Pasalnya, pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 77%, dan penggunaannya 8 jam 36 menit setiap hari.

“Besar sekali potensi yang ada. Startup Indonesia ini tertinggi keenam di dunia. Pertama memang Amerika, India, UK, Kanada, Australia, Indonesia nomor enam. Ini juga sebuah potensi yang besar, yang harus kita kembangkan,” ucapnya.

Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta ini, sejauh ini financial technology atau fintech masih menjadi tertinggi 23%, dan kemudian jenis retail sebesar 14%. Sementara yang menjadi masalah besar di dunia adalah ancaman krisis pangan, dan diprediksikan masalah ini yang harus dipecahkan oleh teknologi dan menjadi peluang besar. “Itu adalah kesempatan, itu adalah peluang, itu adalah opportunity, dan agriculture hanya 4%. Hati-hati, ini ada kesempatan besar di situ. Karena di dalam urusan pangan itu ada yang namanya urusan produksi, ada yang namanya urusan distribusi, ada yang namanya urusan pasar. Di sini ada peluangnya semuanya,“ jelasnya.

Lebih jauh Presiden Jokowi mengatakan, yang namanya urusan pangan ini tidak hanya urusan beras, komoditas yang lainnya banyak yakni sayur, sorgum, porang, singkong, sagu dan lainnya. “Artinya, produk-produk pangan ini menjadi sebuah peluang besar untuk dikembangkan dalam menghadapi ancaman krisis pangan ke depan,” tandasnya. [ID/AF-04] agrifood.id@gmail.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*