Jakarta, AF – International Fragrance Association (IFRA) bersama dengan Dewan Atsiri Indonesia (DAI) dan Asosiasi Flavor dan Fragran Indonesia (AFFI) sepakat menjalin kemitraan mengembangkan dan mendokumentasikan pengembangan nilam di Indonesia. Lembaga yang berbasis di Swiss itu akan mendanai studi kasus tanaman nilam di Indonesia hingga akhir tahun 2024.
“Proyek kolaboratif ini untuk mengatasi masalah keberlanjutan di seluruh rantai nilai fragran melalui kerja sama dengan industri minyak atsiri dengan fokus khusus pada nilam dan produk turunannya. Proyek ini akan melibatkan pelaku industri, lembaga akademik dan penelitian, komunitas lokal, serta petani dari berbagai daerah di Indonesia, guna memastikan keberhasilan dalam implementasinya,” ujar Irdika Mansur, Ketua Dewan Atsiri Indonesia saat penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) Sustainable Patchouli, di Jakarta, Selasa (7/3). Sebagai tanda dimulainya kemitraan, para wakil ketiga pihak telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) Sustainable Patchouli, yaitu Ketua DAI Irdika Mansur, Presiden IFRA , Martina Bianchini, dan Presiden AFFI Hanny Wijaya.
Presiden IFRA Martina Bianchini mengatakan sebagai organisasi global, IFRA memiliki komitmen jangka panjang terhadap penggunaan wewangian yang aman dalam kehidupan sehari-hari. IFRA, bersama dengan Organisasi Industri Flavour Internasional (IOFI), sudah meluncurkan Sustainability Charter yang menetapkan kerangka kerja kolektif untuk mengatasi masalah dan peluang keberlanjutan sepanjang rantai nilai industri flavor dan fragran.
Presiden AFFI Hanny Wijaya menegaskan pihaknya mendukung inisiatif Sustainability Charter dari IFRA dan IOFI. AFFI berada pada posisi yang tepat untuk memperluas kebutuhan dan kepentingan industri perisa dan wewangian di Indonesia di hampir semua aspek dengan memahami budaya dan kearifan lokal.
Dua pekan lalu, Kantor Dagang dan Ekonomi (KDEI) Taipei berupaya membawa investor asing ke Indonesia dengan cara melakukan kunjungan ke salah satu produsen pengharum ruangan dan mobil di daerah Yingge, New Taipei City guna memasarkan minyak atsiri.
“Apabila investasi perusahaan tersebut berhasil terealisasi di Indonesia maka dapat memberikan efek ganda,” ujar Kepala KDEI Taipei Iqbal Shoffan Shofwan belum lama ini.
Dikatakan, komoditas utama Indonesia seperti minyak atsiri (essential oil) akan terserap sebagai bahan baku pengharum ruangan/mobil yang akan diekspor ke berbagai negara.
Iqbal menyampaikan kunjungan tersebut merupakan tindak lanjut pertemuan sebelumnya pada Jumat (3/2). Pada pertemuan sebelumnya, perusahaan itu menyampaikan minat dan rencananya kepada tim ekonomi KDEI Taipei (Bidang Perdagangan) untuk melakukan ekspansi usaha di Indonesia. [AF-3]
Advertorial
IPBCommunication melayani berbagai jasa, seperti komunikasi (government/ community/private), media/public relation, promosi, business intelligent, analisis media hingga crisis management. Didukung dengan tim profesional, berpengalaman luas dalam komunikasi dan pernah berkarir di sejumlah media nasional/internasional. Info lebih rinci bisa hubungi 081356564448 atau agrifood.id@gmail.com.
Be the first to comment