
KARAWANG, SP – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar melakukan monitoring dan evaluasi (monev) ke salah satu fasilitas produksi PT Nestle Indonesia (Nestle) di Karawang, Jawa Barat. Monev pada Senin (4/8/2025) tersebut merupakan bagian dari pengawasan rutin BPOM terhadap industri pangan di Indonesia.
Taruna Ikrar dalam sambutannya menegaskan monev menjadi bagian dari kewenangan BPOM sebagai otoritas pengawasan obat dan makanan di Indonesia. “Kami tidak hanya melakukan supervisi, tetapi kami juga punya otoritas untuk memastikan keamanan, kegunaan/gizi, dan kualitas produk sebelum dan sesudah beredar,” jelas Taruna Ikrar.
Dikutip dari laman pom.go.id, hadir bersama Kepala BPOM adalah jajaran Kedeputian Bidang Pengawasan Pangan Olahan (Kedeputian 3), Kepala Balai Besar POM di Bandung, serta Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat BPOM. Kehadiran BPOM disambut Presiden Direktur Nestle Georgius Badaro, Business Executive Opportunity Nestle Consumer and Customer Development Mrinalini Mankotia, Direktur Corporate Affairs and Sustainability Nestle Sufintri Rahayu, serta Factory Manager Nestle Site Karawang Budi Utomo.
Taruna Ikrar menyebut Nestle merupakan salah satu pilar pengawasan obat dan makanan yang penting. Hal ini mengingat perannya sebagai salah satu industri besar untuk menghadirkan pangan olahan berkualitas bagi masyarakat, mulai dari bumbu masak hingga produk formula bayi. Produk-produk tersebut tidak hanya dipasarkan secara lokal, namun banyak juga yang telah diekspor ke luar negeri.
Dengan investasi 4 site industri yang berlokasi di Jawa timur, Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, Nestle diharapkan turut berkontribusi mendorong peningkatan perekonomian negara. Tidak hanya itu, melalui produk pangan olahan yang dihasilkannya, Taruna Ikrar berharap Nestle dapat mewujudkan ketahanan pangan Indonesia, terutama dalam menyambut bonus demografi pada tahun 2045.
“Isu terbesar di bidang pangan saat ini adalah masih adanya kejadian stunting, defisiensi mikronutrisi, dan kelebihan berat badan (overweight). Nestle punya tanggung jawab juga terhadap hal itu, untuk membantu masyarakat memperoleh nutrisi yang baik dari pangan yang dikonsumsi,” tutur Taruna lagi.
Business Executive Opportunity Nestle Consumer and Customer Development Mrinalini Mankotia dalam sambutannya menyiratkan kesiapan mendukung upaya ketahanan pangan pemerintah. Nestle sejalan dengan visi Pemerintah untuk membangun masa depan dengan menyehatkan anak-anak.
“Kami memiliki tim riset dan pengembangan yang besar di Indonesia maupun di tingkat global. Fokus inovasi kami tidak hanya untuk kebutuhan pasar global, tetapi kamijuga fokus pada inovasi untuk memenuhi kebutuhan lokal,” urainya.
Presiden Direktur Nestle Georgius Badaro juga menegaskan komitmennya menciptakan generasi Indonesia yang lebih sehat dan makmur. “Sejalan dengan tujuan kami: membuka kekuatan pangan, meningkatkan kualitas hidup. Kami selalu berpegang pada tujuan tersebut,” ujarnya.
Badaro berjanji untuk menghasilkan produk yang dapat meningkatkan nilai gizi pangan. Langkah yang akan dilakukan dengan memastikan produksinya sesuai standar cara produksi yang baik, termasuk berfokus pada pengurangan kandungan garam, gula, dan lemak (GGL) pada produknya, serta memanfaatkan hasil alam yang dikelola oleh petani Indonesia sebagai peluang usaha bagi rakyat Indonesia. [SP]
Be the first to comment