Teknologi Tingkatkan Daya Tarik Generasi Muda pada Pertanian

Salah satu sesi dalam acara Future of Digital Farming Indonesia.

Jakarta, AF – Pemanfaatan teknologi dan internet sudah merambah ke semua sektor kehidupan manusia. Sektor pertanian atau pangan dalam arti luas pun membutuhkan dukungan teknologi, termasuk berbagai inovasi telekomunikasi, sehingga menarik animo generasi muda.

Ketua Asosiasi Tech Startup Indonesia (Atsindo) Handito Joewono di Jakarta menegaskan bahwa generasi muda saat ini sangat familiar dengan teknologi dan hal ini bisa dikolaborasikan untuk menopang pembangunan sektor pertanian Indonesia. “Revolusi teknologi dan internet menjadi tantangan bagi generasi muda dalam mengembangkan pertanian. Ini menjadi momentum yang sangat baik untuk mengembangkan pertanian dan pangan secara luas,” kata Handito di sela-sela acara Future of Digital Farming Indonesia, awal pekan lalu.

Untuk itulah, Atsino mendorong berbagai pihak agar bisa mendorong iklim yang kondusif bagi perkembangan pertanian yang ditopang oleh ilmu dan teknologi. Teknologi digital merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk meningkatkan efisiensi dalam proses produksi pertanian.

CEO TaniHub Ivan Arie Sustiawan yang hadir dalam pertemuan tersebut sangat prihatin dengan potensi Indonesia sebagai negara agraris, tetapi profesi petani dinilai tidak menarik. Padahal, jika potensi pertanian dikembangkan maka akan memberikan masa depan yang sangat cerah. “Ada anggapan, menjadi petani adalah memilih penghidupan yang susah dan sarat penderitaan,” ujarnya.
Hal itu, tegasnya, karena antara proses produksi di tingkat petani dan konsumen di tingkat akhir tidak ada jembatan yang jelas dan transparan. Peran perantara inilah yang selama ini menjadi penentu harga di tingkat produsen dan juga konsumen. Ini menjadi tantangan yang bisa dicarikan solusi dengan pendekatan teknologi.
“Selama ini wilayah perantara tidak dibuat dengan jelas dan transparan. Permainan justru ada di sini. Petani tidak berdaya, konsumen pun pasrah,” tegasnya.

Dia mengatakan, dengan pendekatan teknologi dan internet maka jalur penghubung atau rantai pasok produksi hingga tingkat akhir bisa dibuat transparan dan lebih pendek. Hal itu bisa meningkatkan efisiensi sehingga petani bisa mendapatkan keuntungan lebih besar dan harga di tingkat konsumen pun bisa lebih kompetitif.

Ketua Bidang Agrotech DPP Atsindo Sunil Tolani menjelaskan pihaknya sangat mendukung agar para pelaku usaha rintisan (startup) semakin mengembangkan bisnis pertanian. Untuk itulah, Atsindo mendorong sebuah ekosistem agar berbagai aktivitas terkait pangan bisa dioptimalkan dalam pemerataan ekonomi. Saat ini, animo startup yang terjun dalam bidang ini terus meningkat. Ini menjadi bukti bahwa ketertarikan anak muda Indonesia untuk terjun dalam bidang pertanian harus dioptimalkan. [AF-02]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*