
Jakarta, AF – Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan pemerintah mengalokasikan anggaran Rp 5,5 triliun untuk mendukung produktivitas petani lokal dalam mengembangkan buah dan pangan lokal. “Itu perintah Presiden. Kami akan berikan bibit dan pupuk yang nilainya mencapai Rp 5,5 triliun mulai September nanti hingga tahun depan,” katanya seusai acara kampanye buah lokal di area Hari Bebas Kendaraan Bermotor (Car Free Day) di kawasan Thamrin, Jakarta, Minggu (13/8).
Khusus untuk bibit, Amran mengatakan jenisnya akan disesuaikan dengan keunggulan wilayah masing-masing. “Buahnya apa saja, kalau bisa semua, mulai dari mangga dan lainnya,” katanya.
Menurut Amran, buah-buahan lokal Indonesia punya potensi besar menjadi komoditas ekspor, seperti mangga, manggis hingga nanas, sudah banyak dilirik negara lain. “Banyak negara yang sudah minta seperti Jepang, China, Eropa juga minta untuk nanas dan manggis,” tuturnya.
Dia menyerukan masyarakat bisa mengkonsumsi buah lokal Indonesia. Selain enak dan bervariasi, mengkonsumsi buah lokal akan mensejahterakan petani lokal.
Tahun lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar badan usaha milik negara (BUMN) perkebunan dan pertanian juga menanam tanaman buah, tidak hanya tanaman sawit dan karet. “Kita harapkan ekspor buah-buahan kita bisa naik, ke depan kita juga ingin meningkatkan BUMN agar tidak menanamnya hanya sawit, karet,” kata Jokowi dalam pencanangan Gemar Makan Buah Nusantara dalam rangka Fruit Indonesia 2016 di Lapangan Parkir Timur Jakarta.
Dia menyarankan agar BUMN itu menyiapkan 10.000-50.000 hektare khusus untuk menanam tanaman buah.
Presiden menyebutkan ketika membuka acara Festival Bunga dan Buah Nusantara (FBBN) 2015 dirinya sudah meminta Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk memulai membangun daerah-daerah khusus yang mempunyai potensi untuk dikembangkan buah lokalnya dengan luas antara 5-50 hektare. “Kita ingin agar buah lokal kita yang banyak sekali macamnya itu, bisa merambah ke pasar ekspor atau internasional,” katanya saat itu.
Presiden menyebutkan Indonesia mempunyai kekuatan besar dalam produk buah tapi belum dikelola dengan baik. Penanganan pascapanen juga belum baik.
Dari pengamatan Agrifood, rencana yang sudah dilontarkan Jokowi sejak dua tahun silam sepertinya belum terwujud. Sejauh ini ada beberapa BUMN yang sudah menggarap buah-buahan namun tidak digarap dengan serius.
“Gagasan 10.000-50.000 hektare yang digarap BUMN juga belum ada perkembangan sama-sekali. Padahal, inilah gagasan awal ketika Revolusi Oranye digagas oleh alumni-alumni IPB yang kemudian melahirkan FBBN,” tegas salah satu inisiator Revolusi Oranye. [AF-03]
Be the first to comment