Sampoerna Agro Tingkatkan Produksi CPO 20%

Jakarta, AF – PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) menargetkan peningkatan produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) 15-20% dibandingkan tahun lalu. Sepanjang 2016, perseroan menghasilkan 300 ribu ton CPO dan penjualan pasar domestik terus bertumbuh sejak tiga tahun terakhir.

Direktur Utama Sampoerna Agro Marc Louette menjelaskan, perseroan menambah lahan industri lewat akuisisi dari sebelumnya 73 ribu hektare (ha) menjadi 136 ribu ha, termasuk peningkatan kebun inti menjadi 80 ribu ha dari sebelumnya 42 ribu ha. Sementara aset perkebunan naik 12 kali lipat menjadi Rp 5,5 triliun dibandingkan pada 2016 sebesar Rp 445 miliar.

Direktur Keuangan Sampoerna Agro Budi Halim menambahkan, hingga pertengahan 2017, perseroan menambah 3.700 ha lahan baru, terutama untuk komoditas karet dan sawit. “Kami akan lanjutkan akuisisi 2.000-4.000 ha lahan karet dan 2.000-5.000 ha lahan sawit,” ungkap dia di Jakarta, baru-baru ini.

Pada semester I-2017, pendapatan perseroan meningkat hampir 50% menjadi Rp 1,6 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu sekitar Rp 1,1 triliun. Laba bersih perseroan mencapai Rp 174,15 miliar, berbalik positif dibandingkan tahun lalu yang mencatat rugi bersih Rp 84,2 miliar.

Menurut Budi, peningkatan ini terutama ditopang penjualan sawit. Adapun harga jual CPO naik hingga 40% dengan rata-rata harga mencapai Rp 8.028 per kilogram (kg). “Penjualan naik juga karena peningkatan produksi 14%,” ujarnya.

Menurutnya, investasi di bidang industri sawit masih cukup strategis tahun ini. Meskipun harganya cukup bergejolak namun prospek panjangnya diperkirakan masih baik, terlihat dari pertumbuhan perseroan tiap tahun. Dibandingkan minyak sawit, kinerja produk inti sawit pada semester I-2017 meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau naik 101% menjadi Rp 241 miliar. Hal ini dipicu oleh peningkatan harga jual rata-rata dan peningkatan volume penjualan yang masing-masing naik 51% dan 33%.

Meskipun ada perbaikan, namun pada semester I-2017, tingkat rendemen minyak sawit mentah menurun 21,7% atau berada 0,4% di bawah level yang dihasilkan pada periode yang sama tahun lalu. Hal ini disebabkan pengaruh musim hujan. Namun, di sisi lain, tingkat curah hujan yang berkecukupan umumnya diikuti hasil panen tandan buah segar (TBS) yang bertambah sehingga produksi CPO akan berangsur meningkat.

Budi menambahkan, penurunan produksi disebabkan siklus yang offset pada kebun yang berlokasi di Sumatera Utara dibandingkan kebun yang berada di Kalimantan. “Kuartal II produksi lebih rendah dari kuartal I, buah yang dihasilkan juga menurun,” kata dia.

Tahun ini, Sampoerna Agro menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 250 miliar, yang sebangian besar atau 75% digunakan untuk pembelian aset perkebunan dan selebihnya digunakan untuk pembelian aset tetap. [ID/AF-03]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*