Bogor, AF – Lima mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) mengembangkan batang singkong menjadi souvenir etnik dan menarik khas Bogor yang dapat menjadi nilai jual bagi masyarakat. Produk tersebut dinamakan Cassaboe yang menghasilkan kerajinan dari limbah batang singkong dengan nilai jual yang tinggi.
Cassaboe merupakan kreasi dari Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) IPB yang terdiri dari lima orang, yakni Faiz Ahmad Ghozy, Nuri Septika Widyawati, Diska Anjelina Sudarta, Luthfi Kartiko dan Farida Utami Ritonga. “Program Cassaboe ini lolos dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke XXX yang akan dilangsungkan di Makassar,” kata Faiz Ahmad Ghozy di Bogor, Senin (14/8).
Dia menyebutkan, dalam mengkreasikan Cassaboe menjadi souvenir menarik dengan memberdayakan warga desa di Bogor sebagai pengabdian masyarakat. Tujuan program tersebut untuk meningkatkan keterampilan dan produktivitas pemuda serta membuka peluang wirausaha di masa yang akan datang.
Program Cassaboe, berupaya memfasilitasi pemuda Wargajaya Cigudeg Bogor untuk menggali potensi dan meningkatkan produktivitasnya. Desa Wargajaya merupakan salah satu desa penghasil ubi kayu yang cukup besar di Kabupaten Bogor. Limbah batang singkong yang dihasilkan cukup banyak. Sebanyak 15 pemuda, lanjutnya telah menjadi kelompok sasaran dari program ini. Limbah batang singkong yang sudah tidak digunakan dapat dimanfaatkan dan dikreasikan menjadi souvenir fungsional dan estitis sehingga meningkatkan nilai tambah produk.
Gucakusi
Sebelumnya, beberapa mahasiswa yang kini sudah jadi alumni IPB juga menemukan cara mengolah kulit singkong menjadi gula cair rendah kalori. Kreativitas gula cair kulit sigkong (gucakusi) ini merupakan karya lima mahasiswa IPB yaki Abdul Azis, Lia Nurjannah, Galih Nugraha, Putri Vionita, dan Faraouq.
Lia Nurjannah kepada Agrifood menjelaskan bahwa selama ini limbah kulit singkong dianggap tidak berguna dan menimbulkan bau tidak nyaman. Untuk itu, pihaknya mengubah menjadi produk yang lebih memiliki nilai ekonomi tinggi. “Pemanfaatan kulit singkong sebagai bahan dasar pembuatan gula cair dapat mengurangi limbah dari pengolahan singkong itu sendiri,” ujar Lia dalam sebuah pameran di Botani Square, Bogor, baru-baru ini.
Dijelaskan, presentase jumlah limbah kulit singkong; untuk bagian luar sebesar 0,5-2 persen dari berat total singkong segar dan limbah kulit bagian dalam 8-15 persen. Kulit bagian dalam inilah yang digunakan dalam proses pembuatan gula cair. “Gula cair ini dapat digunakan untuk penderita diabetes yang menginginkan minuman manis,” jelasnya.
Selain itu, kandungan lemak gula cair dari kulit singkong ini lebih rendah dibandingkan dengan gula kelapa sehingga dapat menjadi alternatif penggunaan gula selain gula kelapa. Gula cair dari kulit singkong cocok digunakan untuk diet karena kandungan kalorinya yang rendah yaitu 106 kkal/100 g sedangkan gula pasir memiliki kandungan 364 kkal/100 mg. [AF-04]
Be the first to comment