Samarinda, AF – “Silahkan Pak, dimakan duriannya. Durian ini produk lokal sini,” kata Mustain B, Kepala Desa Sukomulyo, Kecamatan Sepaku, kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Ada enam durian yang dibuka stafnya saat berbincang terkait pengembangan Agrotekno Edupark IKN, yang totalnya seluas 14 hektare (ha). Saat ini baru 1 hektare yang digarap untuk mendukung ketahanan pangan lokal dari aneka buah bagi penduduk IKN dan sekitarnya.
Seremoni penanaman bibit beragam buah lokal dan buah produktif lainnya tersebut telah dilakukan pada pertengahan Desember 2023, yang diinisiasi oleh Kantor Berita Antara, Otorita IKN, dan Pemerintah Desa Sukomulyo. Program ini menggandeng mitra dalam penanaman awal tersebut adalah Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), PT Kideco Jaya Agung, dan PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel).
Sementara pertemuan yang dilakukan pekan keempat Januari lalu merupakan langkah lanjutan dari seremoni sebelumnya, yakni untuk memastikan tingkat pertumbuhan dari bibit pohon buah yang ditanam Desember lalu. Tim Antara terus memastikan perkembangan program itu setiap bulan. Hasilnya, bibit yang ditanam tersebut semuanya tumbuh. Ini merupakan langkah awal menyemai asa dalam upaya memproduksi buah lokal demi mewujudkan ketahanan pangan dari aneka buah. Ke depan diharapkan durian yang disuguhkan Kades Sukomulyo dan staf tersebut dapat menghasilkan generasi baru melalui penanaman yang telah dimulai di agrotekno edupark.
Konsep agrotekno edupark di Sukomulyo ini diterapkan sebagai langkah kolaborasi antara masyarakat setempat dengan banyak pihak, dalam aspek pemanfaatan teknologi pertanian, terutama hortikultura agar dapat meningkatkan hasil yang berkualitas. Program ini juga sebagai taman wisata dan edukasi, sehingga menjadi kawasan multifungsi pertanian hortikultura. Karena itu kawasan ini bukan hanya menjadi pendidikan bagi anak-anak dan dewasa, tapi juga bisa menjadi daerah tujuan wisata serta penelitian karena dikonsep ke arah tersebut.
Sementara untuk menarik wisata, maka harus ada hal unik dan khas yang harus ditonjolkan, sehingga Pemerintah Desa Sukomulyo bersama badan permusyawaratan desa (BPD) setempat juga menyiapkan lokasi pembangunan gazebo dan tanaman hias kantong semar.
Kantong semar saat ini merupakan salah satu kekayaan hayati Kalimantan yang mulai langka, sehingga pemerintah desa setempat berupaya melestarikan flora ini di kanan kiri sepanjang jalan masuk menuju agrotekno edupark, kemudian akan ada gerai yang menjual kantong semar untuk oleh-oleh pengunjung.
Lahan Pangan
Bagi Kedeputian Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN, penanaman perdana ini bertujuan untuk mewujudkan kejayaan buah lokal di ibu kota negara itu. Penanaman secara simbolik yang dirangkai HUT Kantor Berita Antara pada 13 Desember tersebut juga sebagai perwujudan komitmen mitra untuk berkontribusi pada pembangunan dalam bidang ketahanan pangan di IKN.
Sekitar 10 persen dari total 252.000 hektare luasan lahan di IKN merupakan lumbung ketahanan pangan, guna memperoleh bahan pangan yang sehat dan berkualitas, sehingga kawasan pangan ini tentu juga untuk menghijaukan IKN. Pangan yang diproduksi di IKN merupakan pondasi penting dalam mendukung pembangunan IKN, karena kualitas sumber daya manusia yang baik di IKN dimulai dari pangan yang bergizi dan sehat. Buah lokal harus dikembalikan kejayaannya dengan konsep baru yang lebih modern dan menggunakan teknologi pertanian cerdas.
Adanya penambahan penduduk di IKN mengharuskan ketercukupan pangan yang seimbang antara permintaan dan produksi. Dengan lahan 10 persen dari wilayah IKN, maka untuk intensifikasi menjadi hal penting dipromosikan guna memperoleh dukungan teknologi pertanian yang lebih modern. Khusus di lahan seluas 14 hektare untuk kawasan agrotekno edupark ini, petani di Sukomulyo akan diarahkan kepada petanian cerdas yang dapat meningkatkan efisiensi penggunaan lahan dan air, dengan konsep baru, yakni hutan untuk pangan.
Bahkan, di lokasi ini diharapkan menjadi laboratorium hidup untuk percontohan agrotekno edupark yang benar-benar bisa dijadikan sebagai penelitian, wisata, edukasi, dan lainnya.
Otorita IKN (OIKN) telah dan terus melakukan berbagai upaya, seperti menyiapkan acuan bagi pemangku kepentingan dalam rangka mendukung IKN mencapai net zero carbon melalui hamparan hijau atau kota hijau.
Sebelumnya, OIKN juga telah meluncurkan buku Cetak Biru Kota Cerdas IKN yang dapat diunduh secara gratis di situs OIKN. Cetak Biru diterbitkan karena pembangunan IKN merupakan agenda besar yang mengedepankan pendekatan inovatif.
Konsep kota cerdas memiliki peranan penting dalam pembangunan IKN, tidak sekadar menciptakan lingkungan efisien, tapi juga mendukung keberlanjutan dan kualitas hidup.
Kota cerdas mengintegrasikan teknologi informasi untuk mengelola sumber daya secara optimal, meningkatkan potensi lingkungan hijau, mendukung pertumbuhan bisnis, dan menciptakan lapangan kerja.
Sementara Kedeputian Transformasi Hijau dan Digital IKN mencatat cetak biru tersebut juga diharapkan bisa menjadi acuan strategis bagi investasi dan bisnis. Kini, total investasi yang telah masuk untuk pembangunan IKN tahap 1 mencapai Rp 47,5 triliun, dengan porsi investasi swasta mencapai Rp 35,9 triliun berdasarkan data hingga akhir Januari 2024, sedangkan pembangunan IKN mencapai 71,47 persen dari target yang ditetapkan di tahap 1, yang berarti juga melebihi target. Pembangunan IKN tidak hanya pekerjaan dari OIKN, tapi juga ada dukungan dari berbagai pihak, mulai pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, komunitas, dan berbagai mitra, termasuk dukungan dari media. [Ant/ M Ghofar/Masuki MA]
Be the first to comment