Bogor, AF – Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung menyelenggarakan festival kreasi olahan singkong atau ubi kayu yang diikuti 50 kelompok wanita tani (KWT) dari 27 kecamatan yang ada.
Bupati Lampung Tengah Mustafa dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (30/11), mengatakan singkong merupakan salah satu komoditas unggulan di kabupaten tersebut dan selama ini kabupaten tersebut telah menyumbangkan 30 persen pasokan singkong baik lokal maupun nasional.
Kendati demikian, lanjut dia, pihaknya mengharapkan komoditas unggulan ini tidak hanya dijual mentah, namun juga dijual dengan olahan yang variatif agar nilai jual singkong terdongkrak. Secara tidak langsung langkah ini juga menjaga stabilitas harga ubi kayu ini.
“Mengapa singkong? Karena sebagian besar petani kita menanam singkong. Saya ingin nilai jual singkong naik agar kesejahteraan petani lebih meningkat. Tentunya kita tidak bisa mengandalkan penjualan produk mentahnya, harus ada inovasi olahan singkong agar nilai jualnya naik,” kata dia.
Sejauh ini Pemkab Lampung Tengah telah membuat beberapa inovasi berbahan dasar singkong, mulai dari beras singkong, nasi tiwulku, tepung singkong, dan produk lainnya yang telah dipasarkan ke beberapa daerah.
Dia berharap Lampung Tengah bisa menjadi sentra penghasil singkong, termasuk dalam hal olahan singkong. “Saya harap singkong menjadi produk unggulan di Lampung. Apapun olahan kreasi singkong, saya harap itu hasil kreasi dari Lampung Tengah,” imbuh dia.
Melalui festival ini juga diharapkan bisa mendorong para petani untuk lebih kreatif dalam mengelola hasil panen singkong. “Jika nilai jual singkong menjadi naik, tentunya berdampak pada perekonomian masyarakat khususnya petani,” kata Mustafa.
Sementara itu Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Jumani menerangkan, pada festival olahan singkong ini para peserta dituntut mampu menciptakan olahan atau resep makanan dari singkong.
“Festival ini merupakan tindaklanjut dari program Pak Bupati dalam menjaga stabilitas harga pertanian. Tak hanya mencanangkan one zone one product, tetapi beliau juga berupaya meningkatkan nilai jual tiap komoditas,” ucapnya.
Pada kesempatan itu Mustafa juga sempat menyerahkan 267 izin usaha gratis kepada para pelaku usaha di Kecamatan Kalirejo. Program izin usaha gratis merupakan salah satu suport pemerintah dalam menyukseskan program kampung ekonomi creative (KECE). [AF-03]
Be the first to comment