Jakarta, AF – Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meminta para pemuda untuk terjun ke sektor pertanian demi mendorong berkembangnya smart farming (pertanian memanfaatkan teknologi).
Dalam acara Temu Alumni Prakerja di Medan, Sumatera Utara, Kamis (29/2/2024), Moeldoko menggambarkan smart farming dapat memanfaatkan kecerdasan buatan (artificial intelligence) untuk manajemen pertanian.
“Saya kemarin berbicara di FAO tentang smart farming bagaimana ada transformasi sektor pertanian kepada anak-anak muda. Karena dunia sekarang menghadapi situasi yang sama di mana dunia pertanian itu diilustrasikan dihuni oleh orang-orang tua,” kata Moeldoko.
Dia menyoroti, berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada 2023, sekitar 58 persen tenaga kerja pertanian berumur 45 tahun ke atas. Sensus Pertanian 2023 tahap 1 menemukan peningkatan proporsi pengelola Usaha Pertanian Perorangan berumur di atas 55 tahun, sementara petani di bawah usia 44 tahun turun jika dibanding survei serupa pada 2013.
Selain itu, mayoritas sektor pertanian dikelola dengan cara-cara kuno dan konvensional dengan alat-alat yang seadanya. Hal itu juga diiringi dengan penyusutan lahan pertanian sekitar 120 ribu hektare per tahun.
“Ada situasi yang paradoks satu sisi masyarakat Indonesia bertumbuh jumlahnya, populasinya. Pada sisi yang lain tanahnya menyusut dan semakin rusak, bisa dibayangkan kalau tidak terjadi transformasi di sektor pertanian oleh anak-anak muda, terus gimana kita memenuhi makanan yang sekarang ini 2,5 juta ton dalam satu bulan,” ujarnya.
Baca : Sejahtera dari Bisnis Cabai, Nicki Tinggalkan Pegawai dan Bangun Mitra Pemuda Tani
Melihat kenyataan tersebut, Moeldoko meminta agar sektor pertanian ke depan dikelola oleh anak-anak muda dengan alat-alat modern dan cara-cara yang modern pula.
Secara terpisah, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyebut Indonesia memiliki potensi menjadi lumbung pangan dunia dalam waktu tiga tahun ke depan, dengan mendorong penguasaan di bidang teknologi agar sektor pertanian semakin maju.
“Tiga tahun lagi kita bahkan akan menjadi pemasok, kita akan menjadi lumbung pangan dunia saudara-saudara,” kata Prabowo dalam orasi ilmiah saat Wisuda Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) di Bandung, Kamis.
Prabowo menyatakan dengan upaya yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan potensi alamnya untuk meningkatkan produksi pangan secara signifikan.
Menurut dia, saat ini yang perlu dipersiapkan adalah pengembangan teknologi modern dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di sektor pertanian. Prabowo menilai program food estate begitu penting untuk kemandirian pangan. Namun, masih banyak kaum intelektual di Indonesia yang justru menghina konsep food estate.
“Ada intelektual-intelektual Indonesia yang mengejek saya, mengejek konsep food estate,” kata dia seperti dilansir Antara.
Dia menambahkan apabila jika terjadi krisis pangan dan Indonesia terus mengandalkan impor, kondisi ratusan juta rakyat sangat berbahaya apabila bergantung pada negara lain. “Masa 280 juta rakyat Indonesia harus tergantung kepada bangsa lain. Padahal yang maha kuasa memberi lahan yang cukup, memberi tanah yang subur, memberi air yang cukup,” katanya. [AF-03]
Be the first to comment