BOGOR, AGRIFOOD – Secara umum dikenal singkong konsumsi langsung (segar) dan singkong untuk industri (tapioka, keripik, dll). Nilai tambah dari semua jenis singkong perlu terus ditingkatkan. Hal itu menjadi salah satu upaya Masyarakat Singkong Indonesia (MSI). Konsumsi singkong meningkat dan kebutuhan industri pun bisa terpenuhi sehingga berdampak pada kesejahteraan produsen/petani dan para pihak yang terkait (stakeholders).
Tonton : Live Cooking MSI Bogor Raya: Cassava Brulee dan Singkong Oven
Tonton : Singkong, dari Pangan Hingga Wisata dan Hiburan
Kebutuhan singkong organik untuk konsumsi terus meningkat. Sejalan dengan itu, jenis atau teknik budidaya sangat penting diketahui karena mempengaruhi tekstur dan rasa dari singkong segar untuk konsumsi. Pemahaman terkait singkong organik ditawarkan dalam paket eduwisata (wisata berbasis edukasi) di Cilebut Barat, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Paket ini untuk mengenalkan pelatihan budidaya singkong organik yang enak dan empuk untuk dikonsumsi. Secara bersamaan juga menawarkan konsep ikut berkebun dari para peminat atau peserta pelatihan.
“Tidak hanya memberi pelatihan satu arah, peserta juga ikut sama-sama berkebun. Minimal empat kali berkunjung, selebihnya silahkan saja untuk refreshing. Mulai dari pembibitan, penanaman, perawatan hingga panen, bila diperlukan juga bisa dengan pengolahannya. Kami menyediakan semua fasilitas pada lahan seluas 1 hektare di Cilebut Barat, Kabupaten Bogor,” ujar Abah Gozali yang biasa dipanggil Abah Singkong, Senin (26/11/2024).
Baca : Dari Kebun Cilebut-Bogor, MSI Sajikan Singkong Bumbu Spesial, Comro, dan Ketimus
Gozali selaku mitra MSI mengatakan pelatihan menerapkan konsep eduwisata dan sekaligus olahraga. Peserta mendapatkan pemahaman tentang singkong secara menyeluruh, sambil berkebun merawat singkong hingga panen, hingga mendapatkan pengetahuan tentang pengolahan singkong.
Sebagai informasi, paket budidaya organik, MSI juga sudah melakukan kerja sama dengan berbagai institusi untuk pengembangan singkong, seperti kampus Institut Pertanian Bogor (IPB University), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) hingga Kementerian Pertanian. Untuk pendaftaran atau informasi yang lebih jelas bisa menghubungi 0816-140-8154 atau 0821-1313-1211 (telp/WA).
Adapun dalam setiap paket investasi budidaya singkong organik Rp 500.000 meliputi:
-Mengolah lahan 50 meter persegi selama satu musim tanam (6-8 bulan) dengan minimal 50 tanaman singkong (jarak tanam disesuaikan, bisa sampai 70 tanaman)
-Mendapatkan pendampingan, akomodasi berkebun hingga eduwisata
-Dipersilahkan ikut merawat kebun (atau titip kelola) hingga panen
-Pembelian hasil panen singkong oleh Gerai Singkong Nusantara (GSN).
-Hasil panen dibagi dua dengan pihak pengelola (MSI)
-Lokasi kebun cukup strategis dan bisa dijangkau dengan mobil, motor atau kereta KRL.
Heri SS yang juga pengurus MSI mengatakan pihaknya juga menyiapkan pelatihan pengolahan aneka kuliner atau cemilan singkong di luar biaya paket diatas. Saat ini ada sekitar 50 jenis olahan singkong yang sudah bisa dipelajari. Beberapa diantaranya adalah klappertart dari singkong atau yang disebut dengan KlaperKong, kemudian cassava brulee (ala Prancis) dan aneka cemilan lokal.
“Paket Rp 500.000 per musim tanam belum termasuk pelatihan aneka olahan singkong. Tapi kalau pesertanya banyak, biayanya bisa lebih murah. Semua biaya untuk memperkuat UMKM mitra MSI,” ujar Heri. [AF-03]
Advertorial
IpeComm melayani jasa editor (media & buku), penulisan kreatif, media/public relation, komunikasi (government/community/private), promosi, business intelligent, analisis media, hingga crisis management. Didukung tim ahli & profesional, berpengalaman luas dalam komunikasi dan pernah berkarir di sejumlah media nasional/internasional. Bisa hubungi 081356564448 atau agrifood.id@gmail.com.
Be the first to comment