ENDE-FLORES, AF – Para petani menghadapi tantangan akibat serangan hama sejenis kutu yang menyebabkan kerusakan parah pada tanaman singkong. Puluhan hektare (ha) kebun singkong milik petani di beberapa desa, Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) terancam gagal panen. Kebun rakyat tersebar di kampung Ratenggaja, Desa Nduaria; hamparan singkong di Desa Wologai Tengah; lalu kebun singkong Woro Obo, Desa Wologai; dan kebun Nira Ola, Tedho Naka, Desa Nuamuri terancam gagal panen akibat wabah yang masih belum diketahui secara jelas.
Baca : Nex Carlos Jadi Investor Kuliner, Suntik Modal ke UMKM Daerah
Salah seorang petani Adolphus Reku, ketika diwawancarai RRI Ende melalui telepon Rabu (17/7/2024) mengatakan gejala awal kerusakan tanaman singkong mulai terlihat pada pertengahan bulan Mei. Daun singkong mulai keriting, mengering, dan akhirnya rontok. Kebun dengan 2000 tanaman singkong milik Adolphus terletak di kampung Ratenggaja. Desa Nduaria. Kecamatan Kelimutu, Ende. Dari video yang disebar melalui laman media sosialnya, tampak Sebagian besar hamparan kebun singkong milik Adolphus telah gugur daun dan batang mengering.
Baca : Iklan Mulai Dibatasi, Industri Perlu Kurangi Kandungan GGL
Adolphus mengatakan ini kejadian luar biasa karena baru tahun ini singkong diserang hama atau virus baru. “Saya melakukan pemotongan karena sudah serang satu bedeng yang kecil, makanya saya melakukan tebang, Dan saat tebang itu dia muncul lagi, tunas baru, tetapi di pucuk daunnya juga masih sama. Pemotongan tidak ada perubahan, justru merambat ke sekitar tanaman singkong lainnya,” ujarnya.
Baca : Berhasil di Sukabumi, MSI Siap Produksi Benih Singkong Bersertifikasi
Peristiwa tersebut telah dilaporkan kepada dinas pertanian setempat pada tanggal 30 Mei 2024 dan disarankan untuk melakukan pengasapan. Sayangnya, upaya tersebut tidak berhasil mengendalikan penyebaran hama yang menyerang lebih banyak tanaman singkong. Kemudian pada 16 Juli 2024, tim ahli pengendalian hama dari dinas pertanian mengidentifikasi hama yang menyerang sebagai kutu berwarna merah yang bersarang di balik daun singkong. Kutu ini memakan daun-daun singkong, menyebabkan daun mengering dan rontok, serta merusak pucuk tanaman,” jelas Adolphus.
Untuk mengatasi hama ini, dinas pertanian merekomendasikan penggunaan campuran bubuk belerang dan deterjen yang disemprotkan menggunakan alat semprot mesin. Campuran ini diharapkan dapat membunuh kutu daun yang menyerang singkong. Namun, hingga saat ini para petani lainnya belum mendapatkan bantuan bahan dan peralatan tersebut dari dinas pertanian.. Para petani singkong berharap pemerintah daerah segera memberikan bantuan, baik dalam bentuk obat-obatan maupun peralatan semprot untuk mengendalikan hama ini.
Sebelumnya, dalam diskusi-diskusi terbatas Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) sudah mulai diidentifikasi sejumlah antisipasi atas serangan Cassava Mosaic Disease(CMD) sejak lima tahun terakhir di beberapa negara Asia Tenggara, seperti Vietnam, Kamboja dan Thailand. [dari berbagai sumber/AF]
Advertorial
IpebeComm melayani jasa editor, penulisan kreatif, media/public relation, komunikasi (government/community/private), promosi, business intelligent, analisis media, hingga crisis management. Didukung para ahli & profesional, berpengalaman luas dalam berbagai industri pangan serta tim yang pernah berkarir di sejumlah media nasional/internasional. Bisa hubungi 081356564448 atau agrifood.id@gmail.com.
Be the first to comment