BOGOR, AF – Singkong segar bisa diolah untuk berbagai jenis jajanan (cemilan). Umumnya singkong diparut terlebih dahulu untuk dibuat comro, misro, ketimus/lemet, putri noong, bubur singkong, enye-enye/opak hingga olahan modern yang dimodifikasi menjadi aneka kue/cemilan. Penyajiannya pun bisa dipanggang, dikukus atau digoreng.
Warung sembako “Barokah” di Taman Yasmin Sektor VI, Kota Bogor, Jawa Barat, menyediakan aneka jajanan singkong siap saji dalam bentuk frozen. Sebagian besar diolah dari singkong parut segar dan berkualitas sehingga memudahkan masyarakat.
Baca : Dilatih Olah Singkong Parut, PKK Kedungbadak Baru-Bogor Tertarik dengan “Klaperkong”
“Selain menyediakan berbagai kebutuhan sembako, kami juga menawarkan aneka olahan singkong frozen. Ada yang siap dikukus seperti ketimus, lalu lumpia tape yang siap dipanggang, dan masih banyak lagi. Cocok untuk teman ngopi,” ujar Yudhi Santosa, pemilik warung Barokah, yang letaknya tidak jauh dari deretan Ruko Sektor VI.
Baca : BPOM Sebut Banyak Jajanan Picu Penyakit, Olahan Singkong Frozen Tanpa Pengawet
Kang Yudhi mengakui, aneka alohan tersebut sebenarnya sangat praktis bagi warga perumahan. Kalaupun ingin memproduksi sendiri, juga tersedia Singkong Parut Frozen yang bisa diolah untuk berbagai jenis jajanan yang sangat beragam. Pihaknya, kata dia, baru mengenalkan olahan frozen dari singkong yang diproduksi oleh komunitas Masyarakat Singkong Indonesia (MSI). Harapannya semakin banyak warga mengonsumsi singkong yang dinilai lebih sehat dari beras/nasi.
Selain mempromosikan singkong, MSI juga memberikan edukasi kepada masyarakat. Salah satunya kepada para pengurus PKK RW 06 Kedungbadak Baru, Kelurahan Kedungbadak, Kota Bogor, Jawa Barat pada bulan Juni lalu, bertempat di Balai Warga.
Baca : Singkong Parut dan Olahan Frozen Kembali Hadir di Pasar Tani Depok
Sekitar 25 ibu-ibu pengurus PKK RW 06 sangat tertarik dengan kepraktisan menggunakan singkong parut dan olahan kekinian yang bisa dilakukan di rumah masing-masing. “Kalau membuat olahan singkong sih sudah sering karena lebih sehat. Cuma malasnya harus dikupas dan diparut,” ujar sejumlah ibu-ibu dari Perumahan Kedungbadak Baru tersebut.
Saat itu, dengan bahan singkong parut dikenalkan membuat kue Klapertart yang selama ini menggunakan terigu. Beberapa kalangan menamakannya Klaperkong. Dalam pelatihan itu, MSI mengenalkan pemanfaatan singkong segar yang diparut dan bisa disimpan dalam freezer untuk jangka waktu lama. Selain praktis, pemanfaatan singkong parut frozen juga bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
“Setiap pack ada 800 gram dan bisa digunakan sesuai kebutuhan. Kalau ternyata hanya pakai 400 gram brarti sisanya bisa disimpan lagi dalam freezer,” ujar Abah Gozali yang mengenalkan berbagai olahan singkong. [AF-03]
Advertorial
IpeComm melayani jasa editor, penulisan kreatif, media/public relation, komunikasi (government/community/private), promosi, business intelligent, analisis media, hingga crisis management. Didukung tim ahli & profesional, berpengalaman luas dalam komunikasi dan pernah berkarir di sejumlah media nasional/internasional. Bisa hubungi 081356564448 atau agrifood.id@gmail.com.
Be the first to comment