Agro dan Maritim Belum Dioptimalkan, IAM Indonesia Siap Dideklarasikan

Ilustrasi panen rumput laut.

Jakarta, AF – Komitmen pemerintah mengembangkan potensi pertanian (agro) dan maritim agar berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat perlu diberi apresiasi. Namun, program-program dirancang harus implementatif agar komitmen Presiden Joko Widodo bisa terwujud. Untuk itu, koordinasi antarlembaga pemerintah, pemerintah daerah, pihak swasta, dan masyarakat harus efektif dan efisien.

“Jangan sampai visi yang sangat bagus dari pemimpin negara pada agro dan maritim tetapi justru minim implementasi karena faktor-faktor teknis,” kata Direktur Intensif Agro Maritim-Indonesia (IAM-Indonesia) Gideon Wijaya Ketaren di Jakarta, Jumat (3/11).

Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) ini menegaskan bahwa persoalan agro dan maritim di Indonesia ini terletak pada kemauan dan kepiawaian dalam melaksanakan kajian dan program-program yang dirancang.
“Ada ratusan guru besar, pakar, dan praktisi dari swasta yang sebenarnya sudah paham persoalan dalam pertanian dan maritim di Indonesia. Kajian dan pengalaman yang dilakukan pun sudah banyak sekali,” ujarnya.

Dikatakan, dengan bekal dari pengalaman dan pakar-pakar dari berbagai perguruan tinggi seharusnya bisa dipadukan dengan visi dari Presiden Jokowi. Itu berarti, persoalannya ada pada tahapan implementasi yang ada pada tingkatan kementerian dan pemerintah daerah.

Melihat kondisi inilah, kata Gideon, pihaknya sangat mendorong perlunya koordinasi lebih intens dengan berbagai pihak terkait. Koordinasi ini diharapkan bisa menjadi solusi atas berbagai program-program yang masih terkendala.
Gideon tidak merinci apa saja program-program prioritas yang perlu dieksekusi secepatnya. Namun, dia menegaskan bahwa tahapan implementasi sangat penting agar para pelaku sektor pertanian dan maritim, terutama petani dan nelayan, bisa merasakan dampak dari pembangunan saat ini.

Untuk itu, tegasnya, dalam mendorong implementasi atas berbagai program pertanian dan maritim maka pihaknya mendorong hadirnya lembaga Intensif Agro Maritim-Indonesia atau disebut dengan IAM-Indonesia.

Dikatakan, IAM-Indonesia yang merupakan gabungan dari berbagai kalangan ini akan fokus pada pemberdayaan petani dan nelayan. Selain itu, mendorong implementasi berbagai program yang sudah dirancang untuk perkembangan pertanian dan maritim. “Tentu kami juga akan kritis terhadap pemerintah dan seluruh pihak yang masih minim memberi perhatian pada kemajuan pertanian dan maritim itu sendiri,” ujarnya.

Salah satu yang sudah disuarakan IAM-Indonesia adalah mendorong penyelesaian atas polemik reklamasi Teluk Jakarta. Hal itu penting karena reklamasi mulai digiring ke ranah politik sehingga hak publik dan aspek kemanusian dari proyek tersebut tidak tersentuh.
“Lihat saja reklamasi, kontroversi yang ada masih didominasi unsur politik dan kepentingan bisnis dari masing-masing kelompok yang terlihat seolah-olah bertikai. Bagaimana hak publik atas laut dan pesisir justru nyaris tenggelam dalam perbincangan investasi triliunan tersebut,” kata Ali Syahroni, salah satu pendiri dari IAM Indonesia yang juga aktivis relawan Jokowi ini. [AF-03]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*