Cukai Rokok Naik, Bahana Rekomendasikan Beli Saham HMSP dan GGRM

Jakarta, AF – Pemerintah melalui peraturan menteri keuangan baru saja mengeluarkan aturan baru mengenai kenaikan cukai rokok yang mulai berlaku awal tahun depan. Kenaikan cukai rokok kali justru dinilai tidak menggerus perolehan laba perusahaan raksasa rokok di Indonesia.

Menurut analisis PT Bahana Sekuritas, para pemain besar di industri rokok seperti PT HM Sampoerna dan juga PT Gudang Garam akan meraup untung. Sebaliknya, para pemain kecil terpaksa harus melakukan konsolidasi atau bahkan terpaksa gulung tikar karena tidak mampu berkompetisi.

Seperti diketahui, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 telah diputuskan kenaikan cukai rokok 10,04% serta mengeluarkan beberapa aturan lainnya seperti minimum harga jual eceran yang dikenakan kepada konsumen. Pemerintah juga mengatur harga jual rokok merk baru harus sama atau lebih tinggi dari merk yang telah beredar oleh pabrikan yang sama. Selain itu, pemerintah juga menyederhanakan tingkatan cukai rokok dari 12 menjadi 10 tier pada tahun depan dan berangsur diturunkan menjadi 5 tingkatan pada 2021. Hal ini untuk mengatur supaya produksi rokok yang ada di Indonesia semakin seragam. Produksi rokok nasional pada 2018 diperkirakan turun 2% dari perkiraan tahun 305 miliar batang menjadi 297 miliar pada 2018.

Dalam aturan baru, pemerintah menaikkan cukai rokok untuk tier sigaret kretek mesin (SKM) 11,3% dari Rp 530/batang menjadi Rp 590/batang, untuk sigaret kretek tangan (SKT) naik 5,8% dari Rp 345/batang menjadi Rp 365/batang. Sedangkan tarif cukai untuk kelas sigaret putih mesin (SPM) naik 12,6% dari Rp 555/batang menjadi Rp 625/batang.

”Dengan kenaikan cukai rokok ini, secara tidak langsung menyebabkan harga rokok naik dan pada akhirnya membuat orang mengurangi konsumsi rokok, namun tidak akan menggerus pangsa pasar pemain besar seperti Sampoerna dan Gudang Garam,” kata Analis Bahana Michael Setjoadi dalam keterangannya, Kamis (2/11).

Tak heran jika Sampoerna yang menjadi pemimpin kelas SKM mild dan SKT akan diuntungkan, demikian juga Gudang Garam yang menjadi pemimpin untuk kelas SKM FF (high tar) akan mendapat dampak positif dari kenaikan tarif cukai ini.

Anak usaha Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) ini juga menaikkan target harga untuk kedua saham produsen rokok ini karena kinerja diperkirakan membaik dan pangsa pasar semakin besar pada 2018.

Pendapatan HMSP tahun depan diperkirakan naik 3,7% dari perkiraan semula menjadi Rp 107,24 triliun dari perkiraan semula Rp 103,45 triliun. Sedangkan tahun ini pendapatan Sampoerna diperkirakan mencapai Rp 99,3 triliun. Perolehan laba bersih naik 4,4% dari perkiraan semula Rp 13,27 triliun menjadi Rp 13,85 triliun pada akhir 2018, akhir tahun ini laba bersih diperkirakan mencapai Rp 13,28 triliun. Sehingga Bahana merekomendasikan beli dengan target harga Rp 4.500/lembar dari yang sebelumnya Rp 4.300/lembar.

Sedangkan pendapatan 2018 Gudang Garam setelah kenaikan tarif ini, Michael memperkirakan naik 3,6% dari proyeksi lama Rp 88,94 triliun menjadi Rp 92,13 triliun. Sedangkan akhir tahun ini diperkirakan pendapatan perusahaan berkode saham GGRM akan mencapai Rp 83,63 triliun.

Laba bersih 2018 diperkirakan naik 5,2% dari perkiraan lama Rp 7,25 triliun menjadi Rp 7,63 triliun dengan adanya kenaikan tarif cukai. Sedangkan akhir tahun ini, laba bersih GGRM diperkirakan naik menjadi Rp 7,04 triliun dari perkiraan sebelumnya Rp 6,85 triliun. Bahana merekomendasikan beli dengan target harga Rp 83.000/lembar, dari perkiraan sebelumnya Rp 79.000. [AF-03]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*