Dari Pertemuan GNMC, Potensi Rempah Hanya Sebatas Wisata? (2)

Pertemuan Jaringan Kota-kota Magellan (Global Network of Magellan Cities/GNMC).

Jakarta, Agrifood.id – Pertemuan GNMC ke 10 dihadiri sebelas delegasi anggota, yakni anggota Dewan Kebudayaan Kota Lisbon, sekaligus Presiden GMNC (Portugal) Catarina Marques De Almeida Vaz Pinto, Sekretaris Jenderal Kota Lisbon (Portugal) Alberto Luis Laplaine FG. Kemudian, anggota Dewan Kebudayaan Vila Nova de Gaia (Portugal) Paula Cristina Martins Carvalhal, Perwakilan Wa Nova da Gaia (Portugal) Helder Seraphim Da Silva Ribeiro. Selain itu, Wali Kota Praia (Tanjung Verde) Oscar Humberto Evora Dos Santos, Wakil Wali Kota Delegasi Departemen Permukiman Perkotaan Kota Seville (Spanyol) Antonio Munoz Martinez, Direktur Pelaksana Pariwisata Seville (Spanyol) Antonio Jimenez Ruiz, dan Sekretaris Jenderal GNMC (Portugal) Jose Manuel De Carvalho Marques. Kemudian, Sekretaris Koordinator GNMC (Portugal) Rafael Crespo Torrado, Komite Nasional Sejarah untuk Filipina Rene Escalante, dan Komite Nasional Filipina Ian Christopher Alfonso.

Kunjungan para delegasi ini juga didampingi oleh Duta Besar Kerajaan Spanyol Jose Maria Matres Manso dan Duta Besar Republik Portugal Rui Fernando Sucena do Carmo. Selain itu ada juga investor pariwisata, akademisi dan ahli sejarah. Para delegasi juga melakukan city tour ke sejumlah tempat bersejarah di Tidore, seperti monumen Juan Sebastian de El Cano yang merupakan tugu pendaratan Juan Sebastian El Cano di Tidore, Kelurahan Mareku, Benteng Tahula dan Benteng Tore serta di Kadato Kie Kesultanan Tidore.

Dalam kesempatan itu Wakil Walikota Sevilla Oscar Humberto Evora Dos Santos terpilih menjadi Presiden GNMC yang baru dan Walikota Tidore Kepulauan terpilih sebagai wakil presiden GNMC.

Asisten Deputi Bidang Budaya, Seni dan Olahraga Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman, Kosmas Harefa berharap Tidore menjadi salah satu destinasi yang memang tercatat dalam sejarah peradaban masa lalu dan kejayaan maritim Indonesia. “Kita angkat agar dunia kembali menoleh ke tempat ini dan mendorong melalui kota-kota jaringan GMNC agar kerja sama antarkota dan antarnegara yang terbangun lebih kuat,” ujar Harefa di sela sela kegiatan GMNC, seperti diberitakan maritim.go.id.

Direktur Eropa I Kementerian Luar Negeri Dino Kusnadi menjelaskan pemerintah tengah mendorong adanya kerja sama pariwisata untuk memperingati 500 tahun dimulainya pelayaran Magellan pada September 2019. Konsep wisata yang sangat spesifik membuat wisatawan tertarik mengenai sejarah.
“Kita menawarkan konsep kerja sama khususnya untuk wisata budaya dan wisata sejarah di Tidore,” kata Dino.

Dalam kesempatan sebelumnya, politisi PDI Perjuangan dan putra Maluku Komarudin Watubun mempertegas perlunya membuka kejayaan Maluku pada delapan abad lalu sebagai inspirasi bagi pengembangan jalur laut Indonesia. Hal ini sudah diutarakan Komarudin ketika berbicara di depan delegasi GMNC dari 20 negara. “Indonesia memiliki jalur laut sendiri yang dikenal sebagai jalur rempah,” katanya, seperti ditulis Antara.

Menurut dia, rempah-rempah dari Maluku, terutama, lada, pala, kapulaga, kunyit, jahe, cendana, cengkih, dan sejenisnya, memiliki nilai dan manfaat lebih dari hanya nilai ekonomis, budaya, gastro, herbal, dan obat. “Rempah-rempah juga memiliki nilai spiritual, yakni tanda kehidupan, karya cipta dan berkah Allah untuk kehidupan di bumi yang harus dirawat atau dibudidayakan, bahkan jauh sebelum itu,” katanya.

Sekalipun tertatih-tatih, pemerintah berupaya mengangkat kembali potensi rempah-rempah tersebut. Dana triliunan sudah dianggarkan untuk pengembangan rempah-rempah tersebut. Namun, masih butuh upaya lebih optimal lagi agar bisa terwujud. Sejauh ini, cerita dan catatan sejarah dari sejumlah pihak terkait rempah-rempah itu masih sebatas potensi yang bisa dikembangkan dengan pendekatan agrwisata. Wisata eksotis kawasan tropis yang sangat unik. Padahal, [AF-05]

agrifood.id // agrifood.id@gmail.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*