
Bogor, Agrifood.id – Harga kopra sebagai produk olahan kelapa anjlok sejak pertengahan 2018 lalu. Berbagai upaya dilakukan untuk menaikkan kembali harga kopra dengan mengolah menjadi produk turunan atau melakukan ekspor. Beberapa pelaku usaha di Sulawesi Tenggara (Sultra) dan Gorontalo terus mendorong ekspor tersebut.
Pengusaha dari Kabupaten Konawe Utara, Sultra, mulai memproduksi dan mengekspor sendiri kopra putih ke India.
“Saat ini ada beberapa pengusaha lokal yang membeli kelapa petani, kemudian merekrut beberapa tenaga pengolah kelapa menjadi kopra putih, yang kemudian ekspor ke India,” kata Bupati Konawe Utara, Ruksamin, akhir pekan lalu.
Dikatakan, untuk saat ini, pengusaha hanya memproduksi kopra putih dari komoditas kelapa dalam sebanyak 100 ton per bulan, untuk diekspor ke India. “Kopra putih di India bisa dijual dengan harga Rp 8.000 per kilogram, sedangkan harga kelapa per biji di Konawe Utara mencapai Rp 2.500,” katanya.
Pemerintah, seperti ditulis Antara, senantisa mendorong para pengusaha lokal dalam mengembangkan usaha, dan mendukung para petani agar bisa meningkatkan produksi.
Dijelaskan, pemerintah Konawe Utara, saat ini memang melirik sektor perkebunan sebagai salah satu sektor unggulan untuk menjembatani rakyat dalam mencapai kesejahteraan.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melepas ekspor tepung kelapa sebanyak 8.160 ton dari Gorontalo ke China, Taiwan, Hamburg, dan Rotherdam dengan nilai mencapai 8,16 juta dolar AS.
Menteri Amran mengapresiasi kelapa dari Provinsi Gorontalo telah menembus 82 negara sejak 2018 hingga ekspor yang dilepas pada Rabu (30/1) lalu.
Amran melalui keterangan tertulis menjelaskan tepung tersebut dihasilkan dari kelapa yang dibudidayakan masyarakat dan diolah hingga diekspor oleh PT Royal Coconut sebanyak 3.744 ton dan PT Tri Tunggal sebanyak 4.416 ton.
Secara umum, Amran menyebutkan bahwa Indonesia adalah produsen kelapa terbesar dunia dengan produksi pada 2018 mencapai 19 juta ton.
Data Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, menyebutkan kontribusi subsektor perkebunan untuk ekspor tepung kelapa di Provinsi Gorontalo sangat besar. Jika harga pengambilan butiran kelapa rata-rata Rp 1.200 per butir, total uang yang beredar di tingkat petani mencapai Rp 208,8 miliar per tahun. Luas lahan kelapa di Provinsi Gorontalo mencapai 71.524 hektare dengan jumlah tanaman 4.782.200 pohon. Ada pun total produksinya 575.864.000 butir per tahun.
Manager Quality Control dari PT Royal Coconut, Marwan Cjepah menjelaskan produk tepung kelapa yang dihasilkan 100 persen diekspor. Pasokan kelapa sepenuhnya bersumber dari petani dalam bentuk yang sudah dikeluarkan sabutnya. “Kami terima kelapa dari petani itu untuk proses produksi minimum 150 ton hingga 200 ton per hari menghasilkan 24 ton tepung kelapa. Pabrik kami mulai produksi di awal Januari 2018 dan langsung ekspor ke Eropa, Afrika dan Asia,” kata Marwan. [AF-05]
agrifood.id // agrifood.id@gmail.com
Be the first to comment