Jakarta – Kegiatan Asia Pacific Coconut Community (APCC) Cocotech Conference and Exhibition ke-48 digelar di Bangkok, Thailand, pada 20-24 August 2018. Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menjadi salah satu organisasi yang berpartisipasi dalam forum kelapa Asia Pasifik tersebut.
Di sela-sela acara itu, HKTI membangun jaringan melalui pra MoU (Memorandum of Understanding) dengan beberapa perusahaan yang bergerak dalam industri kelapa.
George Kuahaty dari DPN HKTI hadir mewakili Ketua HKTI Moeldoko. George membawakan makalah tentang The economic viability of coconut farmers is key to sustainability of the Indonesian coconut industries.
Keterangan tertulis HKTI menyebutkan MoU pertama dilakukan Erick Setiawan selaku Presiden Direktur PT Daya Semesta Agro Persada yang akan bekerja sama dalam pembibitan, penanaman kembali (replanting), dan pengembangan industri kelapa nusantara. Kemudian MoU oleh Johnny Suwanto selaku Presiden Direktur PT Kelapa Biru Nusantara. MoU kedua ini akan bekerja sama dalam pembuatan dan pemasaran minyak kelapa murni (virgin coconut oil/VCO) dengan melibatkan gabungan kelompok tani (Gapoktan) binaan HKTI.
“Ini merupakan upaya untuk memberdayakan para petani anggota HKTI,” ujar George.
Selain itu, MoU dengan Wijaya Vishindas untuk pembuatan serta pemasaran mesin-mesin pengolahan kelapa dan arang batok kelapa. Selain kelapa, HKTI juga akan mengadakan kesepakatan awal dengan perusahaan Thailand lainnya, seperti Lintas Era yang akan bekerja sama dalam ekspor rempah-rempah. Adapun komoditas rempah tersebut seperti cengkeh, pala, adas manis, kapulaga (putih dan hitam), ketumbar, dan jintan dengan kebutuhan mencapai satu peti kemas (container) per bulan.
Untuk diketahui, forum APCC kali ini menampilkan sejumlah pakar dan narasumber dari berbagai keahlian. Diantaranya, Dr Steve W Adkins yang juga guru besar dari School of Agriculture University Of Quensland-Australia membawa materi dengan makalah The Potensial of cryopreservation for the long term conservation of coconut gemplasm. Pembahasan materi itu banyak mendapat tanggapan dari 18 negara peserta konferensi yang diantaranya memberikan masukan tentang metode pembibitan dengan sistim kultur jaringan. Metode tersebut yang sangat menghemat biaya dan mempercepat usia tanam kelapa.
Be the first to comment