Jokowi Ajak Vietnam Jaga Harga Lada, RI Bidik Pasar Uzbekistan

Ilustrasi komoditas lada

Jakarta, AF – Pemerintah Republik Indonesia dan Republik Sosialis Vietnam sepakat menjaga stabilitas harga lada di pasaran internasional. Saat ini, Indonesia tercatat sebagai negara penghasil lada terbesar kedua di dunia setelah Vietnam. Secara terpisah, Wakil Perdana Menteri Uzbekistan Y.M Zoyir Toirovich Mirzaev berkunjung ke perkebunan lada Desa Namang, Bangka Tengah, Bangka Belitung (Babel).

Kesepakatan RI-Vietnam dicapai pada pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Republik Sosialis Vietnam Nguyen Phu Trong di Istana Merdeka Jakarta, Rabu (23/8). “Sebagai negara kunci yang juga produsen utama lada dan karet di dunia, kita juga bersepakat untuk mengambil langkah konkret dalam pengelolaan, menjaga stabilitas harga, meningkatkan kualitas kedua komoditas tersebut,” kata Presiden Jokowi saat memberikan keterangan pers bersama Phu Trong.

Indonesia merupakan negara penghasil lada terbesar kedua di dunia setelah Vietnam. Pada 2013, produksi lada Indonesia mencapai 88.700 ton atau menguasai 18,8% pangsa pasar dunia. Sedangkan Vietnam tercatat sebagai produsen lada terbesar di dunia yang menguasai 34,5% total produksi dunia. Pada 2013, total produksi lada Vietnam sebesar 163 ribu ton dengan luas lahan sekitar 51 ribu hektare (ha). Luas lahan lada di Vietnam jauh lebih kecil dibandingkan Indonesia dan India.

Pada 2015, total impor lada dunia mencapai US$ 3,30 miliar dengan kenaikan rata-rata per tahun mencapai 15,60% selama 2012-2015. Amerika Serikat (AS) merupakan importir lada terbesar di dunia dengan pangsa 22,80% terhadap total impor.

Secara terpisah, Kepala Subbagian Kerja sama Afrika dan Timur Tengah Biro Luar Negeri Sekjen Kementerian Pertanian Widyanto Soetajan mengatakan Negara Uzbekistan merupakan target pasar untuk komoditas lada.
“Kita melihat Uzbekistan target pasar untuk komoditas strategis di antaranya lada dan cabai sesuai dengan permintaan mereka,” katanya saat mendampingi Wakil Perdana Menteri Uzbekistan Y.M Zoyir Toirovich Mirzaev dalam kunjungannya di perkebunan lada Desa Namang, Bangka Tengah, Babel, Rabu.

Ia menjelaskan Uzbekistan melihat sejumlah negara tetangga mereka mengonsumsi dua komoditas unggulan tersebut sehingga tertarik untuk mengembangkan pasar lada dan cabai. [AF-04]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*