Ekspor Kelapa US$ 899 Juta, Kalbe Ekspansi Hydro Coco ke Luar Negeri

Salah satu lokasi wisata dengan sentra kelapa.

Jakarta, AF – Kementerian Pertanian terus mendorong ekspor komoditas perkebunan unggulan, seperti kelapa yang saat ini menduduki peringkat nomor tiga setelah minyak sawit dan karet. Data Badan Pusat Statistik (BPS) periode Januari-Agustus 2017 menyebutkan sumbangan devisa ekspor kelapa nasional mencapai US$ 899,47 juta.

Menurut Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi, upaya untuk memperbesar volume ekspor memang terbuka lebar. “Mentan menginginkan ekspor kelapa terus meningkat sehingga mampu membawa Indonesia menduduki peringkat ekspor nomor satu di dunia dari saat ini nomor tiga,” jelas dia di Jakarta, pekan lalu.

Merujuk data BPS, pada periode Januari-Agustus 2017 sumbangan devisa dari ekspor kelapa mencapai US$ 899,47 juta dengan nilai impor hanya US$ 8,65 juta. “Artinya didapatkan surplus neraca perdagangan kelapa US$ 890,82 juta. Surplus tersebut naik 20,67% dibandingkan periode yang sama 2016 yang hanya US$ 738,20 juta,” demikian ungkap Suwandi.

Data International Trade Center (ITC) menyebutkan, Indonesia merupakan eksportir kelapa terbesar kedua setelah Filipina dalam wujud minyak kelapa dan kelapa dikeringkan. Sementara untuk kelapa didalam kulit (endocarp), Indonesia merupakan eksportir terbesar pertama dunia dengan kontribusi mencapai 59% dari total ekspor kelapa wujud tersebut dunia.

Jika pemerintah mendorong ekspor kelapa dan sejumlah olahannya, PT Kalbe Farma Tbk pun gencar memasarkan produk minum air kelapa dalam kemasan Hydro Coco ke pasar ekspor. Tahun ini, perseroan menargetkan volume ekspor dapat naik dua kali lipat.

Arwin N Hutasoit, Head of Marketing Kalbe Beverages, mengatakan saat ini volume Hydro Coco yang diekspor sekitar 5% dari keseluruhan. Sepanjang tahun lalu penjualan Hydro Coco berada di kisaran 50 juta kemasan.
“Kami terus genjot ekspor karena di luar market sudah 2-3 step di depan kami, seperti di Amerika Serikat dan Eropa,” ujarnya di Jakarta, seperti ditulis Bisnis.

Pada tahun ini, Kalbe menargetkan porsi volume ekspor dapat ditingkatkan menjadi 10%, sisanya disumbang oleh pasar domestik. Kalbe telah mengekspor produk mereka ke negara kawasan Timur Tengah, Hongkong, China, Korea Selatan, dan Jepang. Arwin menuturkan untuk lebih mengenalkan Hydro Coco di pasar internasional, perusahaan juga aktif ikut serta dalam pameran bertaraf global.

Di beberapa negara, Kalbe telah mendirikan kantor perwakilan. Selain itu, perseroan juga bekerjasama dengan perusahaan asing untuk memasarkan produk air kelapa dalam kemasan ini.
Adapun, terkait dengan target pertumbuhan penjualan, Arwin menyebutkan pihaknya membidik peningkatan sebesar dua digit. “Sekitar 55 juta kemasan hingga 60 juta kemasan,” katanya.

Untuk pasar dalam negeri, Hydro Coco menjadi pemain utama di produk minuman air kelapa dalam kemasan, sedangkan untuk pasar minimarket dalam negeri kategori isotonik, produk ini juga masuk dalam 3 besar.
Arwin menyatakan Hydro Coco terbuat dari kelapa asli tanpa bahan pengawet, pemanis buatan, dan pewarna sintetis. Produk ini diklaim aman untuk dikonsumsi setiap hari.
Selain Hydro Coco, Kalbe juga memiliki produk dari divisi minuman kesehatan lainnya, yaitu Extra Joss dan Nitros. Sumbangan bisnis air kelapa dalam kemasan saat ini belum terlalu besar, tetapi dari segi pertumbuhan, Arwin menyebutkan penjualan Hdyro Coco menjadi salah satu yang terbesar. [AF-03]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*