Bogor, AF – Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (HA IPB) Jawa Timur menggelar forum bisnis dan bazar produk pada awal November lalu di Graha Perhutani, Surabaya. Selain dihadiri praktisi bisnis dari alumni IPB, forum silaturahmi tersebut juga menghadirkan Wakil Gubernur Jawa Timur Saifulah Yusuf (Gus Ipul).
Gus Ipul menyinggung pembangunan berbasis agrobisnis dan agroindustri membutuhkan perhatian dan empati dari seluruh pemangku kepentingan (stakeholder). Pihak yang terlibat itu mencakup masyarakat, akademisi, pengusaha, media, pemerintah dan BUMN sebagai lokomotif transformasi.
Dikatakan, pembangunan berbasis pertanian penting dikembangkan karena potensi di Jatim sangat besar. “Sebagai contoh, luas tanaman jagung dan padi di kawasan hutan pada tahun 2016 mencapai 114.944 Ha,” imbuhnya.
Selain menunjang produksi padi dan jagung, kawasan hutan juga menghasilkan kopi, cengkeh, porang, tanaman herbal, kedelai, kacang tanah, rumput, peternakan dan semuanya melibatkan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Khusus untuk produksi porang pada tahun 2016 mencapai luas sekitar 1.053 Ha dengan produksi kurang lebih 916 ton. “Pemprov Jatim saat ini aktif mendampingi LMDH bersama Universitas Brawijaya sehingga telah mampu menciptakan berbagai produk olahan porang,” ungkap Gus Ipul.
Masih menurut Gus Ipul, potensi hutan lainnya yakni tanaman kopi yang luasnya mencapai 23.521 Ha yang tersebar di 11 Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) dengan produksi rata-rata 2.000 ton/tahun dan yang paling banyak adalah di Jember dan Bondowoso. Dengan semakin meningkatnya peminat kopi, saat ini ekspor kopi dari Jatim terus meningkat. Untuk tahun 2016 yang lalu, tercatat ekspor kopi dari Jawa Timur mencapai 200 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,7 triliun. “Majunya industri kopi di Jatim ini tak lepas dari produk kopi hutan yang dihasilkan dari kawasan hutan,” tukasnya.
Sekretaris HA IPB Pasuruan Imron Rosyadi berharap berbagai potensi alumni yang tersebar bisa dioptimalkan untuk memperkuat pertanian secara umum di Jawa Timur. Meskipun tersebar di berbagai bidang profesi, hal itu justru menjadi kekuatan untuk saling berkolaborasi.
“Pada akhirnya pangan itu membutuhkan kontribusi dari banyak pihak agar bisa berkembang dan optimal. Ini perlu konsolidasi agar potensi yang ada bisa diolah. Beberapa alumni dalam forum HA IPB Jatim terus mendorong konsolidasi ini,” kata alumi Fakultas Teknologi Pertanian IPB ini baru-baru ini.
Dalam forum bisnis pada Minggu (5/11), HA IPB Jawa Timur juga mendorong perlunya konsolidasi untuk merespons kebijakan pemerintah daerah, sebagaimana yang disampaikan Gus Ipul. Hadir juga dalam forum itu adalah para praktisi bisnis pangan dan pertanian seperti Aunur Rofiq (pensuplai serambi botani, Danu Riyanto (pemilik Ottimo International Academy), dan Arwiyoto (praktisi catering). [AF-03]
Be the first to comment