Perluas Sentra Produksi, Kementan Dorong Sukabumi Kembangkan Bawang Putih

Ilustrasi bawang putih.

Jakarta, Agrifood.id – Kementerian Pertanian (Kemtan) terus memperluas sentra produksi bawang putih guna mewujudkan target swasembada di tahun 2021 mendatang. Salah satunya mendorong Kabupaten Sukabumi menjadi sentra bawang putih di Jawa Barat.
“Bawang putih yang sedang dikembangkan di Sukabumi saat ini terhampar di kaki Gunung Gede Pangrango, tepatnya di perkebunan Goalpara, Desa Langensari, Kecamatan Sukaraja. Ada 25 hektare yang ditanam untuk disiapkan menjadi benih dan akan diperluas. Sukabumi sangat prospek untuk budidaya bawang putih,” kata Dirjen Hortikultura, Kemtan, Suwandi saat meninjau lahan bawang putih tersebut, Selasa (23/04/2019).

Dijelaskan pengembangan bawang putih di Sukabumi ini merupakan implementasi dari program Kemtan untuk mengejar swasembada 2021. Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi bersama pelaku usaha yakni PT Agri Muda Indonesia melakukan pertanaman bawang putih. Importir bawang putih diwajibkan memproduksi 5 persen dari total pengajuan rekomendasi impornya.

”Tahun 2018 kita sudah tanam 11 ribu hektare, tahun ini 20 sampai 30 ribu hektare. Setiap tahun naik 2 sampai 3 kali lipat dari luas yang ada,” jelasnya.

Menurut Suwandi, untuk memenuhi konsumsi dalam negeri dibutuhkan 69 ribu hektare lahan dengan total kebutuhan bawang putih nasional 550 hingga 600 ribu ton per tahun. Saat ini seluruh produksi akan dijadikan benih dan ditargetkan sampai 2021 luas pertanaman mencapai 90 hingga 100 ribu hektare, dengan produktifitas 8,9 ton per hektare.

Baca : Tidak Direkomendir KPPU, Bulog Siapkan Rp 500 Miliar untuk Impor Bawang Putih

“Wilayah pertanaman sudah mencakup 110 kabupaten termasuk di Jawa Barat yaitu Sukabumi, Cianjur, Bandung, Garut dan Majalengka. Daerah- daerah ini agroklimatnya mendukung untuk pertanaman bawang putih,” ujarnya dalam keterangan tertulis Rabu (24/04/2019).

Suwandi menegaskan hasil panen bawang putih di Sukabumi ini menjadi terobosan baru peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pasalnya, sudah beberapa kali menanam bawang putih, namun baru kali ini bisa membuahkan hasil.
Di tempat yang sama, Direktur PT Agri Muda Indonesia, Arief Widia mengatakan penanaman bawang putih yang dilakukakanya menggunakan bibit Great Black Leaf (GBL). Bibit sebanyak 13 ton, ditanam di lahan seluas 25 hektare.

“Awalnya, kami melakukan demplot dengan mendatangkan bibit dari Taiwan. Petani berhasil membuktikannya, sehingga usaha yang dilakukan tidak sia-sia,” kata Arief.

Keberhasilan ini, sambung Arif, tidak terlepas dari dukungan Kemtan, pemerintah daerah dan optimisme yang tinggi bersama beberapa kawan Alumni Universitas Padjajaran guna menggagas penanaman bawang putih. Sebab, sebanyak 90 persen bawang putih selama ini dipenuhi dari impor, sehingga lahir gagasan untuk mendukung pemerintah agar bawang putih bisa dipenuhi dari produksi sendiri.

Menurut Arief, dengan biaya produksi 90 juta per hektare, dapat menghasilkan panen yang luar biasa yakni mencapai 12 juta ton per hektare. Dari tanam hingga panen memakan waktu selama empat bulan. [AF-07]

agrifood.id // agrifood.id@gmail.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*