Swasta Diminta Bantu Pemulihan Ekonomi Peternak Sapi Perah

Yogyakarta, Agrifood.id – Meskipun wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) diklaim terkendali, peternak sapi masih memerlukan dukungan serius untuk bangkit, terutama penernak sapi perah. Untuk memproduksi susu, para peternak masih kesulitan menyusul wabah PMK. Beban pengeluaran rutin untuk pakan dan perawatan belum bisa ditutupi dari hasil susu.

“Bisa diibaratkan, peternak sapi perah saat ini masih menangis. Bukan hanya ternaknya mati, sapi perahnya bertahan hidup pun sama pahitnya,” kata Guru Besar Fak Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Ali Agus terkait nasib peternak sapi terpapar PMK, awal pekan ini ini.

Menurutnya, meskipun penularan PMK mulai terkendali bukan berarti persoalan wabah ini selesai. Upaya pemulihan justru dinilai lebih sulit dari aspek ekonomi peternak. Alasannya, sapi perah yang selamat dari kematian, sampai saat ini belum bisa berproduksi dengan normal. Untuk membantu peternak khususnya sapi perah, Ali mendorong Pemerintah dan kalangan swasta agar memberikan perhatian serius terhadap hal tersebut.

Dia mengatakan, penanganan yang komprehensif dan segera, diharapkan masih bisa menyelamatkan ekonomi peternakan sapi perah dari dampak negatif paparan PMK. “Saya berharap pemerintah dan swasta memberikan perhatian serius terkait persoalan ini. Mereka bisa saja mengarahkan dana CSR misalnya, untuk membantu pemulihan segera dunia peternakan, khususnya sapi perah,” katanya.

Sejatinya, sejumlah perusahaan telah melakukan sejumlah upaya untuk membantu peternak. Salah satu perusahaan swasta yang memiliki perhatian besar terhadap ekonomi peternak sapi perah pasca wabah PMK adalah Yili Indonesia. Anak perusahaan Yili Group di Indonesia ini memproduksi es krim Joyday dan telah mendistribusikan produknya di lebih dari 26 provinsi.

Perwakilan Manajemen Yili Grup sekaligus Presiden Direktur Yili Indonesia Dairy, Yu Miao mengatakan sebagai perusahaan yang membangun pabrik es krim terbesar di Indonesia, perseroan memiliki komitmen mendukung terwujudnya ketahanan dan kedaulatan pangan. Hal ini salah satunya diwujudkan dengan memberikan bantuan kepada para peternak sapi perah di Sleman-Jogja dalam bentuk penyediaan pakan dan kesehatan hewan ternak termasuk penanggulangan penyakit mulut dan kuku.

Pemberian bantuan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan Sherpa Meeting III yang dilangsungkan di Yogyakarta akhir September 2022 lalu. Pemberdayaan kepada peternak sapi perah dalam Koperasi Susu Merapi Sejahtera [Samesta] di antaranya membantu penyediaan pakan konsentrat dan mineral booster. Hal itu, seperti ditulis harianjogja.com, sangat berguna bagi para peternak di tengah wabah PMK.

“Dengan bantuan ini diharapkan kualitas susu yang dihasilkan dapat menjadi lebih baik sesuai standar yang berlaku dan pada akhirnya berkontribusi dalam pengembangan ekonomi peternak yang lebih baik. Semangat dalam menghasilkan produk berkualitas ini sejalan dengan core value Yili yang senantiasa menghasilkan produk yang berkualitas,” katanya.

Kabupaten Sleman dikenal memiliki ratusan peternak sapi perah di antaranya tergabung dalam Koperasi Samesta. Anggota koperasi ini memiliki lebih dari 600 ekor sapi dengan produksi 2.500 liter susu per hari.
“Kami sangat berterima kasih atas bantuan dari Yili Indonesia. Bantuan ini sangat bermanfaat untuk para peternak terlebih pasca merebaknya penyakitnya mulut dan kuku,” tutur Ketua Koperasi Samesta, Ruslan. [AF-05] agrifood.id@gmail.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*