Bogor, Agrifood.id – Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, menampilkan kuliner unggulan khas daerah berupa bubur sarang burung walet (SBW). Hal itu ditampilkan pada pameran memeriahkan Seleksi Tilawatil Quran (STQ) XXII tingkat Kalimantan Tengah pada 26-30 April 2019 di Palangka Raya.
“Produk makanan olahan sejenis bubur sumsum yang dicampur dengan sarang burung walet ini memang secara khusus dipamerkan pada pameran kali ini. Ini untuk mempromosikan produk makanan yang merupakan salah satu menu istimewa,” kata Bupati Barito Utara Nadalsyah saat mendampingi Sekretaris Daerah Kalteng Fahrizal Fitri mengunjungi stand pameran STQ di Palangka Raya, Jumat pekan lalu.
Bubur sarang walet ini menjadi perhatian Sekda Kalteng Fahrizal yang bahan bakunya merupakan salah satu produk dengan nilai ekonomi potensial dari Barito Utara. “Kandungan yang ada dalam bubur ini sangat bermanfaat bagi kesehatan dan menjaga stamina tubuh, di samping itu harganya juga terbilang mahal bila disajikan di restoran ternama,” kata Nadalsyah.
Selain memamerkan produk makanan olahan, Barito Utara juga menampilkan sejumlah produk kerajinan khas daerah.
Sementara itu, catatan Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian (Barantan), ekspor SBW yang langsung ke Cina, saat ini Provinsi Sumatera Utara menduduki peringkat pertama dari 6 pintu pengeluaran. Selama 2018, volume ekspor SBW yang langsung ke Cina melalui Bandara Kualanamu Medan mencapai 20,86 ton, Soekarno Hatta sebanyak 15,96 ton, Surabaya sebanyak 14,87 ton, Semarang sebanyak 14,79 ton dan Bandara Pontianak sebanyak 18 kilogram (kg).
Pada awal Maret lalu, Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah didampingi Kepala Barantan Ali Jamil Harahap melepas ekspor SBW senilai Rp 41,4 miliar dari Terminal Kargo Angkasapura II Bandara Kualanamu Deli Serdang, Sumatra Utara (Sumut).
“Dulu Sumut terkenal dengan ekspor crude palm oil (CPO) terbesar di Indonesia, sekarang satu per satu komoditi pertanian mulai diakui kualitasnya, ini luar biasa dan harus kita dukung bersama,” ujar Musa yang biasa disapa Ijeck.
Ali Jamil selaku Kepala Barantan menjelaskan bahwa Sumut memasok 31 persen ekspor SBW nasional, terdapat dua perusahaan dengan volume pengiriman tahun 2017 sebanyak 13,7 ton dan meningkat pada tahun 2018 menjadi 20,86 ton. Pada tahun 2019 ini diharapkan ekspor SBW ke Cina dari Medan semakin meningkat dengan penambahan satu pabrik pengolahan SBW yang telah teregistrasi ke Cina.
“Kami menargetkan di tahun 2019 dapat meningkat hingga 100 persen dengan penambahan satu rumah walet dan rumah produksi yang telah di registrasi oleh Tiongkok,” ujar Ali kepada media lokal.
Tidak hanya SBW, Kepala Balai Karantina Medan, Hafni Zahara menyampaikan data komoditas pertanian lain yang dilepas kali ini yaitu sarang bubuk daun mengkudu 3 ton senilai Rp 420 juta, lilium 5.156 kg senilai Rp 7,7 miliar dan bunga potong Dracena 393.000 batang senilai Rp 1,3 miliar. [AF-05]
agrifood.id // agrifood.id@gmail.com
Be the first to comment