Daya Beli Melemah, Penjualan Industri Mamin di Bawah Target

Logo Gapmmi

Jakarta, AF – Daya beli yang melemah mennjadi penyebab kinerja industri makanan dan minuman (mamin) olahan tergerus. Hal ini bisa dilihat dari kenaikan penjualan pada Bulan Puasa dan Lebaran hanya 10-20%, masih di bawah target dan realisasi tahun lalu sebesar 30%.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman memprediksi, pertumbuhan industri mamin semester I-2017 tidak terlalu bagus. Bahkan, berdasarkan laporan industri ritel, masih banyak stok mamin yang menumpuk di gudang, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.

Menurut Adhi di Jakarta, Minggu (16/7), secara terjadi perlambatan ekonomi. Daya beli masyarakat tidak sebagus tahun-tahun sebelumnya. Kenaikan pembelanjaan baru terlihat menjelang Hari Raya, sesudah tunjangan hari raya (THR) cair. “Hal ini menyebabkan stok mamin di ritel modern masih menumpuk,” katanya.

Data Nielsen menyebutkan, permintaan volume mi instan pada Mei 2017 turun 4,2% dan teh siap saji turun 10,2% jika dibandingkan periode sama tahun lalu. Dua produk itu merupakan fast moving consumer goods (FMCG) yang turun signifikan. Adapun permintaan kopi turun 0,6%, susu bubuk 1,3% dan air mineral kemasan turun 1,4%.

Pemerintah, menurut Adhi, harus mewaspadai kondisi ini. Pasalnya, pertumbuhan ritel jarang lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ritel biasanya berada di atas pertumbuhan ekonomi yakni 7-8%, sedangkan semester I-2017 diperkirakan hanya 3-4%. Pertumbuhan ekonomi tahun ini diprediksi sekitar 5%.

“Kami minta pemerintah harus membuat regulasi yang lebih menentramkan konsumen. Ada laporan distributor, peritel, dan masyarakat ketakutan dengan aturan perpajakan, Mereka khawatir belanja barang dimonitor pemerintah,” kata Adhi.

Ekspor
Di sisi lain, Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, industri mamin nasional perlu memperluas pasar ekspor untuk mendongkrak kinerja. Selain itu, industri ini juga perlu melakukan terobosan inovasi produk yang dihasilkan, sehingga dapat diminati oleh konsumen dalam negeri dan mancanegara.

“Pasar domestik dan ekspor mamin masih besar. Yang terpenting untuk industri ini juga adalah ketersediaan bahan baku, sehingga mendorong investasi terus tumbuh. Pemerintah telah memberikan kemudahan perizinan usaha bagi pelaku industri termasuk sektor industri kecil dan menengah (IKM),” kata Menperin.

Di samping itu, dalam rangka penyiapan SDM industri yang andal, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen menjalankan program melalui penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), pengembangan lembaga pendidikan dan pelatihan, serta pengembangan pendidikan vokasi industri. [AF-04]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*