Bogor, AF – Sistem aplikasi internet dalam pertanian terus bertumbuh seiring kebutuhan dan peningkatan efisiensi usaha pertanian. Karsa, merupakan salah satu perintis aplikasi pertanian yang terus memperluas jaringannya di tingkat petani. Animo petani cukup tinggi sehingga dalam tiga bulan tercatat 3.000 petani yang aktif menggunakan aplikasi tersebut.
Menurut pendiri Karsa, Yudha Kartohadiprodjo, animo yang meningkat tersebut karena para petani mendapatkan kemudahan informasi melalui aplikasi Karsa. Hal itu sangat membantu proses budi daya dan produksi pertanian sehingga terjadi efisiensi.
“Efisiensi tersebut bisa berupa waktu, tenaga, hingga biaya. Para petani bisa mendapatkan banyak panduan informasi untuk memudahkan aktivitas dan memperlancar usahanya,” kata Yudha pada akhir Juni lalu.
Sejak dikenalkan secara umum, jelasnya, hanya dalam tiga bulan sudah ada 6.000 petani yang mengunduh aplikasi tersebut. Dari jumlah tersebut tercatat 3.000 petani di seluruh Indonesia yang aktif menggunakan aplikasi itu untuk mendapatkan berbagai informasi.
“Jumlah tersebut bisa lebih tinggi lagi. Ini peningkatan yang bagus dan menunjukkan bahwa para petani memanfaatkan berbagai fitur dan informasi melalui Karsa. Mulai dari persiapan benih dan lahan, perawatan, pencegahan hama dan penyakit, hingga panen dan penjualan,” ujar Yudha.
(Baca : Aplikasi Pertanian Semakin Tingkatkan Efisiensi)
Dia menegaskan bahwa jumlah pengguna aktif aplikasi itu belum termasuk yang melihat dan mengikuti perkembangan melalui media-media sosial. Jika dilihat lebih luas lagi maka jumlah pihak yang memanfaatkan aplikasi Karsa sudah mencapai puluhan ribu.
Pencegahan
Selain meningkatkan efisiensi, jelas Yudha, petani juga menggunakan Karsa untuk antisipasi atas berbagai persoalan untuk kepentingan umum. Salah satunya adalah mencegah menyebarnya ancaman wereng bagi tanaman padi. Hal itu bisa diketahui dengan memperhatikan semakin banyaknya pencarian informasi tentang sebuah tema tertentu oleh petani. Semakin banyak petani mencari sebuah informasi dalam dua atau tiga hari, maka itu bisa menjadi dugaan awal atas sebuah persoalan yang sedang dihadapi.
“Ini pengalaman terkait hama wereng di bagian utara Jawa Barat beberapa pekan lalu. Jadi, sebelum menjadi wabah yang bisa merugikan banyak pihak, antisipasi bisa dilakukan dengan melihat kecenderungan dari para petani mencari informasi tentang wereng,” ujar pakar tekonologi informasi ini.
Dia menjelaskan, antisipasi serupa juga bisa diterapkan ke sejumlah daerah lain dan bisa diimplementasikan pada tanaman atau faktor-faktor yang menghambat lainnya. [AF-02]
Be the first to comment