Jakarta, AF – Perum Perikanan Indonesia (Perindo) dan perusahaan asal Rusia, Blackspace, telah mendirikan perusahaan patungan bernama PT Perikanan Samudera Indonesia (PSI). Melalui PSI, Perindo dan Blackspace segera membangun unit pengolahan ikan (UPI) terintegrasi di Pelabuhan Untia, Makassar. Namun, kesepakatan yang dibuat sejak akhir 2016 lalu itu sepertinya belum menunjukkan perkembangan signifikan.
Ocean Watch Indonesia (OWI) yang selama ini aktif mengikuti perkembangan industri perikanan dan pemberdayaan nelayan menilai percepatan investasi patungan itu harus segera dilakukan.
“Sejak ada kesepakatan akhir 2016 lalu, aktivitas perusahaan patungan itu masih belum kelihatan. Ini perlu dipercepat agar industri perikanan bisa bergerak cepat,” ujar Direktur OWI Herman Jaya, akhir pekan lalu.
Seperti diketahui, Blackspace menggandeng Perum Perindo membentuk perusahaan patungan yang diarahkan untuk masuk ke industri hilir perikanan dengan membangun UPI terintegrasi yang dilengkapi gudang pendingin (cold storage). Investasi tahap awal akan dilakukan di empat lokasi di Indonesia, yakni di Lampulo (Aceh), Sendang Biru (Malang), Untia (Makassar), dan Teluk Awang (Lombok).
Pada Maret lalu, Direktur Utama Perindo Syahril Japarin mengatakan, semua dokumen terkit investasi bersama itu telah tuntas dan dalam proses pembentukan manajemen, yakni memilih direksi dan komisaris. “Setelah itu selesai, baru kami menyusun desain, kemudian melakukan procurement (pengadaan) dan lalu konstruksi. Rencananya, pembangunan UPI dilakukan tahun ini, dimulai di Untia dulu,” ungkap Syahril.
Di PSI, Perindo memiliki saham 20% berupa golden share sedangkan Blackspace menguasai hingga 80%. Sedangkan pembiayaan investasi sepenuhnya akan ditanggung oleh Blackspace. “Tidak ada perubahan, kami tetap mendapat 20% saham golden share. Tidak akan berkurang meski modal investasinya bertambah,” ungkap Syahril.
Khusus pengembangan UPI terintegrasi di Pelabuhan Untia, PT PSI akan mengarahkannya untuk komoditas tuna, tongkol, dan cakalang. Konstruksi UPI membutuhkan sekitar 8 bulan hingga 1 tahun. Produksi UPI tersebut direncanakan untuk memenuhi pasar ekspor. UPI akan dilengkapi fasilitas pembekuan, pengolahan, hingga penyimpanan. Kapasitas cold storage sekitar 200-300 ton dengan investasi sekitar Rp 60 miliar.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, sektor kelautan dan perikanan di Indonesia potensial bagi para investor dari Rusia. Salah satu rencana strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) adalah membuka jalur ekspor langsung dari pulau-pulau terluar strategis Indonesia ke luar negeri, salah satunya ke Moscow, ibukota Rusia. [AF-02]
Be the first to comment