Dukung Revolusi Mental, BKKBN Ajak Pemuda Rancang Masa Depan

Rizal Damanik

Jakarta, AF – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mulai tahun 2018 ini mengajak seluruh pemuda-pemudi yang berusia 12 tahun hingga 24 tahun untuk merencanakan masa depannya. Untuk itu, para pemuda-pemudi Indonesia disarankan tidak menikah dalam usia muda, tidak melakukan seks pranikah, dan tidak terlibat dalam penyalahgunaan narkoba.

Demikian disampaikan Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Rizal Damanik di Jakarta, Jumat (6/1).

Rizal menegaskan tiga himbauan di atas merupakan upaya mendukung revolusi mental yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal tersebut sangat penting untuk dilakukan mulai saat ini. Apalagi, Indonesia bakal menghadapi bonus demografi yang membuat jumlah penduduk usia produktif melebihi penduduk di luar usia produktif.

“Kondisi ini bisa berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat namun dapat juga menjadi beban bangsa,” demikian kata Rizal dalam keterangan tertulisnya.

Guru besar Fakultas Ekologi Manusia IPB ini mengungkapkan agar kondisi yang ada menguntungkan Indonesia maka diperlukan peningkatan kompetensi dan kualitas SDM. Salah satu indikator kualitas SDM itu adalah tingkat pendidikan pemuda-pemudi.

“Kita harap mayoritas pemuda-pemudi Indonesia mampu mengecap pendidikan setinggi mungkin. Ini penting karena kita harus bangun karakter bangsa. Untuk itu, pemerintah menggalakkan pembangunan karakter bangsa melalui revolusi mental, perubahan pola pikir,” sambungnya.

Selain berpendidikan tinggi, lanjut Rizal, pemuda-pemudi Indonesia diharapkan tidak menikah dalam usia yang terlalu muda. Pernikahan usia muda itu belum mampu secara materi dan dikhawatirkan dapat melahirkan anak yang kurang sehat karena sel-sel reproduksinya belum matang.

“Kita harapkan kaum muda agar tidak menikah di usia anak. Untuk perempuan batasnya 21 tahun, untuk laki-laki batasnya 25 tahun. Itu kunci keberhasilan revolusi mental pemuda di masa depan. Umur 21 tahun itu, masih perlu gizi, perlu pengembangan sehingga nanti kalau menikah dini tidak akan mampu menghasilkan keturunan berkualitas,” imbuhnya.

Oleh karena itu Rizal mengajak pemuda-pemudi yang usia dari 12 tahun hingga 24 tahun untuk merencanakan masa depannya. Jika ini terwujud, maka Indonesia memiliki SDM handal yang mampu mengantarkan Indonesia menjadi negara hebat.

“Saya berharap di tahun 2018 dengan semangat revolusi mental dapat menciptakan generasi muda yang memiliki jiwa kepemimpinan, berintegritas, memiliki etos kerja dan mau kerja bersama sehingga menjadikan Indonesia yang hebat,” pungkasnya. [PR/AF-05|

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*