
Bogor, AF – Fluktuasi harga komoditas selalu menempatkan petani dalam kondisi yang tidak berdaya. Sejak akhir 2017 lalu, harga bawang merah pun anjlok sehingga nasib para petani semakin menderita karena terus merugi. Himpunan Alumni (HA) Institut Pertanian Bogor (IPB) mendorong Gerakan Peduli Petani Bawang bersama Perkumpulan Petani dan Nelayan Nusantara (Peta Nusa).
“Gerakan Peduli Petani Bawang ini merupakan salah satu komitmen dari alumni IPB kepada petani yang selama ini menderita ketika harga produksi mereka anjlok,” ujar Ketua HA IPB Fathan Kamil dalam serah terima bawang merah petani di Gedung Alumni IPB, Bogor, Jawa Barat, Kamis (4/1).
Menurut Fathan, komitmen alumni IPB tersebut akan terus dikonsolidasikan kepada semua jaringan IPB yang saat ini sudah lebih dari 140.000 alumni. Untuk itu, gerakan ini akan terus dikembangkan kepada jajaran Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) HA IPB.
“Gerakan untuk petani bawang merah ini merupakan terobosan yang akan terus ditingkatkan lagi. Petani harus diberdayakan dan difasilitasi untuk mandiri. Kalau negara-negara maju bisa melindunginya petani, Indonesia pun harus bisa melakukannya,” tegas Fathan.
Ketua Umum Peta Nusa Bejo Rudiantoro memberi apresiasi yang besar terhadap HA IPB dalam mendukung Gerakan Peduli Petani Bawang tersebut. Para petani skala kecil yang selama ini paling rentan atas fluktuasi harga bawang merah perlu mendapatkan uluran tangan berbagai pihak, salah satunya alumni IPB.
Seperti diketahui, Gerakan Peduli Petani Bawang tersebut mulai meluas sejak awal tahun 2018. Salah satu petani di Brebes, Mochammad Misbah menyampaikan keluhan terkait harga bawang merah yang jatuh di bawah biaya produksi Rp 3.000 per kilogram (kg). Dengan harga tersebut, petani merasa lebih baik tidak menjualnya karena biasanya dipermainkan para pengumpul yang mempunyai gudang cukup besar.
(Baca : Sumiadi, ‘Pahlawan’ Bawang Merah Biji dari Kaki Rinjani)
Selain Brebes, kondisi anjloknya harga tersebut ternyata meluas di sejumlah sentra bawang merah di Jawa Tengah.
Sebagai langkah awal, konsolidasi HA IPB dan Peta Nusa tersebut bisa menyalurkan 2.610 kilogam (kg) bawang merah dari para petani dengan dua kategori harga yakni kualitas grade A Rp 20.000/kg dan grade B Rp 18.000/kg.
Bulog
Sementara itu, dalam Rapat Koordinasi Gabungan Ketahanan Pangan dan Evaluasi Upaya Khusus (Upsus) 2017 di Jakarta, Rabu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan telah sepakat untuk menugaskan Bulog menyerap bawang merah seharga Rp 15.000 per kg guna mengatasi anjloknya komoditas tersebut di Brebes.
Amran mengatakan Kementerian BUMN dan Kementerian Perdagangan sepakat agar Bulog bisa menekan harga bawang yang anjlok hingga 70 persen ke level Rp 4.000 per kg.
“Kami sepakat Bulog menyerap harga Rp 15.000. Berapa pun diserap, sudah dengan Menteri BUMN sepakat menyerap sampai harga netral karena itu perintah Presiden,” kata Amran. [AF-03]
Be the first to comment