Kebutuhan Mamin Meningkat, Penjualan Industri Kemasan Melambat

Salah satu kemasan oleh-oleh kacang Bogor 'Kabogoh'.

Jakarta, AF – Sekalipun perkembangan industri makanan dan minuman (mamin) meningkat, penjualan industri kemasan nasional menjelang Lebaran 2017 hanya naik 10-20% dan lebih rendah dari tahun lalu 30%. Salah satu faktor karena industri mamin olahan selaku konsumen terbesar tidak membuat kemasan khusus edisi Lebaran, seperti tahun-tahun sebelumnya.

Direktur Pengembangan Bisnis Federasi Pengemasan Indonesia (FPI) Ariana Susanti mengatakan, pertumbuhan industri kemasan bergantung pada industri pengguna, seperti mamin. Jika permintaan dari industri mamin turun, kinerja industri kemasan bakal melorot.
“Ada indikasi industri mamin tidak membuat kemasan edisi khusus tahun ini. Mereka hanya membuat kemasan ukuran kecil sehingga pertumbuhan penjualan kemasan tidak tinggi,” kata Ariana di Jakarta, pekan lalu.

Namun, omzet industri kemasan pada semester I-2017 diperkirakan mencapai target, yakni Rp 42 trilun. Omzet tersebut terdongkrak kinerja kuartal I-2017. “Kalau secara momentum, penjualan menjelang Lebaran memang naik. Tapi, pertumbuhannya lebih rendah dari tahun lalu,” kata Ariana.

Secara kualitas, kata dia, pertumbuhan industri kemasan masih sulit. Sejak 2015, pertumbuhan industri kemasan hanya berkisar 6-8%. Padahal, tahun-tahun sebelumnya bisa di atas 10%.

Sebelumnya, penjualan mamin olahan diprediksi naik 30% menjadi Rp 120 triliun selama bulan Puasa dan Lebaran, dibandingkan bulan-bulan biasa. Hal ini akan membantu industri mamin mencapai target omzet domestik tahun ini Rp 1.400 triliun, naik 8,5% dari 2016.

Ketua Gabungan Industri Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi Lukman mengatakan, Ramadan merupakan musim panen bagi pelaku industri mamin. Pada periode ini, masyarakat gencar membeli sejumlah produk mamin, seperti biskuit dan sirup untuk berbuka dan merayakan Lebaran. Jadi, produksi biasanya ditingkatkan hingga tiga kali lipat sebelum Ramadan untuk mengantisipasi lonjakan penjualan. “Namun, setelah Lebaran, penjualan kembali normal dan akan kembali naik mendekati akhir tahun dan Natal,” kata dia.

Industri mamin olahan merupakan salah satu motor pertumbuhan pengolahan nonmigas (manufaktur) nasional. Kuartal I-2017, manufaktur tumbuh 4,71%. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari periode sama tahun lalu 4,51% sekaligus atas pertumbuhan sepanjang 2016 sebesar 4,42%. [ID/AF-03]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*