Mayora Segera Bangun Pabrik Senilai Rp 600 Miliar

Ilustrasi sejumlah produk PT Mayora Indah Tbk.

Jakarta, AF – Mayora Indah (MYOR) mengalokasikan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 700 miliar hingga Rp 1 triliun. Dana capex bersumber dari laba ditahan atas perolehan laba bersih tahun lalu. Sedangkan sisa sekitar Rp 300-400 miliar dari pinjaman perbankan. Saat ini, perusahaan tengah melakukan proses pengajuan pinjaman pada bank Sumitomo.

Alokasi capex itu sebagian besar untuk pembangunan pabrik bahan baku penunjang produksi di Balaraja, Tangerang. Adapun kebutuhan investasi pembangunan pabrik itu mencapai Rp 500-600 miliar.

Disebutkan, pembangunan pabrik dilakukan pada semester kedua tahun ini. Pabrik tersebut diharapkan bisa beroperasi tahun depan. ”Saat pabrik bahan baku itu beroperasi maka akan memenuhi sekitar 25 persen pasokan bahan baku perusahaan,” tutur Direktur Keuangan Mayora Hendrik Polisar, Rabu (14/6).

Selama ini, bahan baku perusahaan dipasok dari pihak luar, baik dari dalam negeri maupun impor. Dengan sejumlah rencana itu, perusahaan optimistis tahun ini mengakumulasi penjualan Rp 20,11 triliun. Angka itu naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 18,35 triliun.
Laba usaha bertengger di kisaran Rp 2,38 triliun atau menanjak 2,9 persen dari episode tahun lalu di level Rp 2,37 triliun. Dengan kinerja yang bagus tahun lalu, perusahaan berencana membagi dividen tunai senilai Rp 469,5 miliar.

Tahun lalu, perusahaan membukukan pendapatan Rp 18,35 triliun alias naik 23,8 persen dari edisi sama 2015 senilai Rp 14,82 triliun.

Direktur Utama MYOR Andre Sukendra Atmadja mengatakan capaian kinerja perseroan diraih tidak lepas dari kebijakan-kebijakan strategis yang diimplementasikan, seperti diversifikasi produk, penggunaan bahan baku domestik, strategi pemasaran yang terarah, peningkatan teknologi produksi, harga produk yang dapat di terima pasar, serta penambahan kapasitas produksi.

Dia menjelaskan, industri makanan dan minuman memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pertumbuhan dan nilai investasi sektor pangan selalu meningkat dalam beberapa kurun waktu terakhir.

“Apalagi jika konsumen juga setia pada produk-produk lokal, maka hal ini akan menjadi suatu kekuatan dan akan membuat kita menjadi kokoh dan besar menghadapi pasar global,” papar Andre seperti ditulis Beritasatu.com. [AF-03]

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*