Bogor, Agrifood.id – Keberadaan pangan lokal berbasis singkong (ubi kayu) yang sudah akrab dengan masyarakat harus terus dikembangkan. Salah satu produk pangan lokal tersebut adalah tape singkong (peuyeum). Namun, tantangan dalam pengembangan pangan lokal seperti tape singkong tersebut juga cukup banyak.
Misbah bin Udin, salah satu pengrajin tape di Bojong Kemang, Desa Cikeas, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor yang konsisten mengembangkan pangan lokal tersebut sejak beberapa tahun lalu. Selain di Bogor, produk tape singkongnya pun sudah mempunyai pasar cukup luas di Jakarta, kemudian Bekasi dan Karawang.
“Tape yang kami buat mempunyai kualitas yang bagus dan rasa yang khas. Ini karena bahan baku singkongnya masih segar dan langsung diolah,” jelasnya.
Baca : Gubernur Sulbar Ajak Warga Hindari Borax dan Formalin
Seiring dengan perkembangan, Misbah pun berupaya untuk meningkatkan produksi karena permintaan yang terus meningkat. Saat ini, dalam sehari sekitar 700 kilogram hingga 1 ton singkong yang diolah menjadi tape.
Namun, kata dia, untuk meningkatkan jumlah bahan baku singkong tersebut membutuhkan biaya. “Kami butuh kemitraan yang bisa memperkuat pengembangan tape singkong,” katanya.
Terkait dengan itu, Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) Bogor Raya memberi apresiasi atas upaya Misbah yang konsisten mengembangkan tape singkong. Apalagi, usaha tape singkong tersebut membangun kemitraan dengan para petani singkong.
Ketua MSI Bogor Raya, Heriyanto, mengatakan tape merupakan salah satu pangan tradisional yang mempunyai daya tarik dan konsumen yang cukup luas. Pengembangan produk tape singkong justru bisa meningkatkan kesejahteraan para petani.
“Kalau usaha tape singkong berkembang maka para petani pun semakin banyak menjual singkongnya. Tentu dengan harga yang lebih baik dibandingkan menjual singkong mentah ke pasar-pasar tradisional di Jabodetabek,” ujarnya.
Baca : Kuartal I 2020, Pendapatan Diamond Food Indonesia Tumbuh 6,71%
Untuk itu, MSI Bogor Raya tengah melakukan beberapa pendekatan agar bisa mendukung usaha tape singkong tersebut semakin berkembang. Selain ke lembaga pembiayaan, MSI Bogor Raya juga berharap adanya program-program pemberdayaan yang bisa dikolaborasikan dengan para petani singkong dan produk olahan tape singkong.
Sebagai catatan, beberapa sentra tape singkong di Kota Bogor, khususnya di Tanah Sareal, semakin berkurang produksinya karena kesulitan bahan baku singkong. Salah satunya karena beberapa lahan produksi singkong sudah berubah menjadi perumahan. [AF-02]
agrifood.id || agrifood.id@gmail.com
Be the first to comment