Otomotif dan Makanan Masih Kuasai Kawasan Industri

Ilustrasi produk makanan ringan.

Jakarta, Agrifood.id – Kawasan industri diperkirakan kembali bangkit tahun ini, meski dalam kondisi pandemi Covid-19. Pada tahun 2020 pasar otomotif masih menguasai 34% kawasan Industri di Jabodetabek, disusul perusahaan makanan (food).

“Sektor otomotif kembali bangkit dengan produk yang lebih canggih, tahun 2020 otomotif menguasai 34% untuk kawasan industri,” kata Senior Associate Director Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, di Jakarta, belum lama ini.

Selain otomotif, kata Ferry, industri makanan juga terus bangkit dan hampir menguasai kawasan industri sebesar 22%, kemudian ada data center sebesar 11%. Oil & gas sekitar 6%, chemicals 4%, manufacturing 4%, logistics warehousing 4%, electronics 2%, plastics 2%, textiles 2%, building material 1%, furniture 2%, medical 1% dan lainnya 4%.

“Bisnis makanan bertahan dan masih akan berkembang, data center juga ikut aktif,” katanya.

Sementara penjualan lahan setiap kuartal hanya dikontribusikan oleh maksimal 7 kawasan menandakan aktivitas yang masih lesu. Dari total penjualan selama 2020, dimana 60% lebih disumbangkan oleh GIIC.

“Penjualan lahan di tahun 2020 merupakan yang terendah, aktivitas transaksi minim. Harga penawaran lahan industri secara umum terkoreksi 4,1%,” ujarnya.

Meski masih melemah, masih ada pembukaan lahan baru selama 2020 dengan total lahan seluas 153 hektar. Pasar kawasan industri berkembang ke arah luar greater Jakarta seperti Sukabumi selatan dan Subang. Pada tahun 2021 ini, lanjut Ferry kawasan industri akan menjadi sektor pertama yang bangkit, karena potensinya yang besar yang sewaktu-waktu bisa muncul saat ekonomi membaik. Hal tersebut ditopang oleh pertumbuhan yang berkaitan dengan IT dan teknologi. Data Center masih akan terus berekspansi, bisnis demikian pula bisnis e-commerce yang akan memerlukan gudang dan pusat distribusi.

“Industri otomotif berbasis teknologi seperti electric vehicle juga akan berkembang,” katanya seraya menambahkan bahwa kawasan Subang akan menjadi kawasan industri baru dengan beroperasinya pelabuhan Patimban.

Hal sama disampaikan oleh Managing Director of PT Cushman & Wakefield Indonesia, Lini Djafar, yang menyebutkan bahwa ada penambahan pasokan untuk lahan kawasan industri baru yang masuk ke pasar selama tahun 2020. Suryacipta Subang Smartpolitan baru saja melakukan groundbreaking pada kuartal ke-4 tahun 2020.

“Transaksi penjualan lahan hingga akhir tahun 2020 diperkirakan akan mencapai sekitar 150 hektar atau lebih rendah 53,3% dari penyerapan pada tahun 2019,” kata Lini Djafar.

Transaksi pada tahun 2020 tersebut berasal dari sektor otomotif, F&B, dan sektor logistik. Karena permintaan lahan industri yang lambat, harga tanah relatif tidak berubah. Sementara, pasokan gudang untuk disewakan di wilayah Jabodetabek mencapai 1,9 juta m2 hingga akhir tahun 2020 dengan tingkat hunian yang relatif sehat sebesar 89,5%. Permintaan gudang dari perusahaan terkait logistik termasuk e- commerce meningkat selama periode 2020.

Semakin terbatasnya cadangan lahan kawasan industri di wilayah Jabodetabek, pengembangan kawasan industri ke depan berpotensi meluas ke koridor timur Jabodetabek seperti Karawang, Purwakarta, dan selanjutnya ke Subang, sejalan dengan pembangunan fasilitas pendukung. Para pelaku industri berharap permintaan dari perusahaan asing akan mulai pulih setelah dicabutnya pembatasan sosial skala besar (PSBB) di Jakarta dan distribusi vaksin Covid-19. Undang-undang Omnibus Law yang baru akan memberikan kemudahan bagi investor asing untuk mengembangkan usahanya di Indonesia yang diharapkan dapat meningkatkan permintaan industri baik untuk lahan industri maupun pergudangan.

“Sektor gudang akan terus tumbuh, terutama dari pemain logistik, dengan perkiraan tambahan sebesar 112.000 m2 akan memasuki pasar hingga 2021,” ujarnya. [ID/AF-04]

agrifood.id || agrifood.id@gmail.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*