MSI Dorong Pengolahan Singkong di Tiap Kecamatan

Rapat konsolidasi MSI awal tahun 2021 yang membahas produk olahan singkong.

Bogor, Agrifood.id – Masyarakat Indonesia Indonesia (MSI) terus mendorong optimalisasi pemanfaatan berbagai produk olahan singkong oleh masyarakat. Hal tersebut sejalan dengan upaya pemerintah saat ini dalam pengembangan singkong secara nasional. Di setiap wilayah, MSI berharap adanya fasilitas pengolahan singkong skala kecil yang bisa memenuhi kebutuhan setempat.

Demikian disampaikan Ketua Umum MSI Arifin Lambaga dalam rapat konsolidasi awal tahun MSI di Jakarta, pekan lalu, yang dihadiri sejumlah pengurus dan diikuti juga secara online.

Arifin menjelaskan pengembangan singkong dapat dilakukan dengan mengolah berbagai produk yang dibutuhkan masyarakat setempat, mulai dari kebutuhan konsumsi hingga bahan baku industri skala kecil. Adapun berbagai produk tersebut seperti tapioka, mocaf, beras singkong, pakan ternak, tepung gaplek dan hingga ethanol.

“Kita mendorong agar produk olahan singkong bisa memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Kalau bisa di setiap provinsi, kabupaten, dan setiap kecamatan yang mempunyai pasokan bahan baku singkong itu bisa dioptimalkan,” jelasnya.

Baca : Potensi Besar, Satoria Group Memperkuat Industri Makanan

Salah satu contohnya, kata Arifin, pengembangan pengolahan mocaf dengan kapasitas 1 ton per hari atau 25 ton per bulan dengan dukungan mesin sekitar Rp 30 juta. Model yang sama bisa diduplikasi di beberapa wilayah lain dengan produk yang dibutuhkan warga, seperti tepung tapioka, beras singkong, pakan ternak hingga produk turunan lain yang siap dikonsumsi atau digunakan.

Menurut Arifin, pengembangan yang didorong oleh MSI itu juga sebagai upaya mempercepat terwujudnya pengembangan singkong yang dicanangkan pemerintah, melalui Kementerian Pertanian, seluas 35.000 hektare.

“Jadi pengembangan lahan dan budidaya singkong harus diikuti dengan pengolahan sehingga semua produk singkong bisa diserap dan mempunyai nilai tambah yang memadai,” jelasnya.

Di sisi lain, pemanfaatan singkong secara optimal tersebut juga diharapkan bisa membuat harga singkong menjadi lebih stabil. Dengan demikian fluktuasi harga ketika panen raya bisa ditekan dan petani tidak merugi.

Seperti diketahui, Kementerian Pertanian merencanakan pengembangan singkong seluas 35.000 ha pada tahun 2021.
Dalam sejumlah kesempatan, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo sangat mendorong diversifikasi dan pemanfaatan pangan lokal, termasuk dari singkong.

Singkong yang siap diolah (agrifood.id)

“Kita gencarkan diversifikasi pangan, artinya makanan tidak harus beras. Oleh karena itu, setiap provinsi ada pangan lokal untuk memperkuat cadangan pangan yang dibutuhkan,” kata Syahrul belum lama ini.
Selama ini, singkong menghadapi beberapa tantangan seperti bibit unggul bersertifikat, kondisi harga, dan penanganan pasca panen. [AF-03]

agrifood.id || agrifood.id@gmail.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*